Pengantar
Dinamika mahasiswa yang terus berkembang seiring
dengan pesatnya kemajuan teknologi dan makin krisisnya pola pikir mahasiswa
yang ingin selalu mengaktualkan dirinya baik dalam kampus maupun dalam civitas
akademika UNY yang memberikan pilihan sekaligus tantangan bagi mahasiswa
terutama mahasiswa baru untuk aktualisasi serta pencarian komunitsas yang
sesuai dengan keinginan, talenta, hoby. Dan sekian banyak UKM yang ada di UNY
menginginkan, menciptakan mahasiswa yang Plus.
Lalu apa yang dimiliki dan apa yang ditawarkan Madawirna kepada mahasiswa UNY, Madawirna sebagai bentuk aktualisasi diri, Madawirna sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa, Madawirna sebagai organisasi, Madawirna sebagai bentuk aktualisasi diri, Madawirna sebagai penyaluran minat, bakat dan hoby, serta Madawirna sebagai sarana mahasiswa yang Plus.
Sejarah Madawirna
1.
Masa
perintisan
Bermula dari ketertarikan 10 orang mahasiswa IKIP
Yogyakarta pada kisah yang dialami bapak Affandi yaitu pada bulan Juli 1974
ketika bapak M Affandi dan adiknya bapak Djamzuri mengantar rekan dari
Australia bernama Jill Haviet naik ke puncak Merapi melalui desa Kinah Rejo. Hingga
pada tanggal 2 Desember 1974 mereka mencoba untuk mendaki ke puncak Merapi dan
berhasil disertai oleh seberkas kesan dan cerita. Berlanjut pada pendakian
selanjutnya ke Gunung Sumbing dengan mengendarai satu colt pick up penuh pada bulan Januari 1975, dengan memperkenalkan
mahasiswi IKIP Yogyakarta pertama yang bernama Asriati (FKIS)
2.
Masa Kelahiran
Sabtu
tanggal 8 Februari 1975 pukul 14.00 sekelompok mahasiswa di kampus Karangmalang
bersiap menuju Kopeng sisi utara gunung Merbabu dengan menggunakan satu colt pick up untuk menyongsong kelahiran
sebuah nama, kegiatan ini bukan hura – hura melainkan sudah terencana secara
cukup matang.
Di desa
Thekelan lereng utara gunung Merbabu nama MADAWIRNA di cetuskan dengan disertai SANDI KATA dan HYMNE nya pada saat itulah MADAWIRNA lahir secara de facto.Dan
secara de yure MADAWIRNA di resmikan
pada hari minggu, tanggal 3 MARET 1975 di
Parang Kusumo yaitu suatu tempat yang memberi makna bagi kelahiran MADAWIRNA,
jadi lengkaplah Pemantapan MADAWIRNA dari Lembah – Gunung – Rimba – Laut yang
menjadi saksi kelahiran MADAWIRNA kita.
Ref. (Kutipan dari)
Tulisan Bapak M Affandi
Pada saat penyampaian materi Kemadawirnaan
Tanggal 12 Oktober 1988