Selasa, 02 Desember 2014

Madawirna Goes to MBSC 16 Part 1

Belajar untuk memahami peran kami

pencinta alam, konservasi
Lokasi Pelatihan Meru Betiri Service Camp
Yogyakarta, 26 November 2014..

Kali ini kami berbicara bukan perihal perjuangan,bukan perihal keringat, atau pun ini itu yang penuh tantangan..

Berawal pada suatu perjalanan di hari ke 26 di bulan november 2014, hari rabu tepatnya 6 mahasiswa beridentitas warga mapala madawirna yoyakarta (fita, ratih, rlita, sekti, aci dan fajri). Hari itu cuaca cukup cerah, suatu kejadian yang cukup unik menimpa kami. Tertinggal kereta menyedihkan rasanya tapi tak jadi masalah bagi kami. dan kami putuskan untuk naik bus menuju surabaya. Kami diantar 6 kawan kami dari madawirna menuju terminal giwangan. Waktu itu pukul 9.15, 15 menit  mencari bus yang dalam segi kantong cukup untuk kalangan mahasiswa seperti kami. Akhirnya pukul 09.30 kami sudah berada diatas kursi berjejer yang tertata dengan rapi dalam satu kotak persegi panjang berkaki roda. Harga yang tak mahal 51.000 rupiah/orang menuju surabaya. Prambanan,klaten,solo dan seterusnya kami lalui seiring dengan lajunya bus yang kami naiki.. penjual asongan silih berganti menjajakan makanan khas seiring dengan alunan irama para pengamen yang menemani perjalanan kami.

Pukul 18.30 tepat kami sampai di terminal surabaya (bungur asih). Tujuan kami adalah kota Jember, namun melihat perkiraan waktu yang apabila kami teruskan perjalan menuju jember kemungkinan kami akan sampai kota tersebu tepat dini hari. Akhirnya kami putuskan untuk transit di rumah salah satu teman kami titi. Rumahnya tak jauh cukup 15 menit dari terminal. Yup kami sampai rumah titi beramah tamah  dengan pihak keluarga yang dengan ramah dan hangatnya menyambut kami. Kali ini kami cukup tersentak karena dewi keberuntungan berpihak kami. Posisi lelah, hujan dan singgah di gudang logistik yang penuh makanan berselera menambah keunikan kisah kami kali ini. Santapan makan malam kami adalah nasi goreng hmmm nikmatnya...
Kami istirahat sejenak untuk meluruskan persendian yang sedari siang tadi dalam posisi duduk..

Waktu telah menunjukan pukul 22.45 kami mulai berbenah dan siap packing. Pukul  23.00 kami meninggalkan rumah titi dan menuju terminal bungur asih. Di dalam terminal tampak bus berjejer dengan masih bersuasana ricuh dan gaduh. Suasana terminal tak memandang waktu siang atau malam. Tak lama kami sudah berada di dalam bus jurusan Jember waktu itu menunjukan pukul 00.15. setengah satu bus baru melaju menuju Jember perjalanan kali ini cukup tak terasa karena sepanjang perjalan kami warnai dengan terlelapnya pelupuk-pelupuk mata kami.

            Kamis pagi tepatnya pukul 06.00 kami sampai di terminal tawang alun salah satu terminal di kota jember. Kami tak sabar sampai di kantor  tempat berkumpulnya manusia dengan berbagai macam warna dan daerah tapi tetap dalam satu tujuan yang sama. Tanpa bersih-bersih atau bahkan sekedar cuci muka kami langsung mencari angkutan umum (angkot) jurusan Pakusari. Dengan mengeluarkan selembar uang  10.000 rupiah kami sampai di kantor balai Taman Nasional Meru Betiri yang terletak di jalan Sriwijaya no 5 Jember. Di sana sudah banyak sekali saudara-saudara kami dari mapala lain yang sudah menginap satu malam di kantor. Sampai kantor kami mulai bebersih diri, mandi dll. kemudian registrasi dan mencari sarapan.

Adzan dzuhur telah berkumandang waktu menunjukan pukul 11.49 wib menunggu sejenak untuk para hamba berdoa pada khaliqnya. Tak lama kami sudah menuju truk untuk perjalan menuju taman nasional merubetiri. perjalan yang seru di guyur hujan menambah keromantisan suasana perjalan kami. 105 orang berkumpul dalam suatu kegiatan dengan tujuan mulia sangat luar biasa bagi kami pribadi. Berbagi cerita mengumbar obrolan yang bermutu atau tidak sama saja yang terpenting kami tetap sedang dalam satu garis kebersamaan. Bali, Papua, Madura, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Jember, Pekalongan, Cilacap, Malang, Tasik, Sidorajo dan masih banyak yang otak ini mungkin lupa mengingatnya.

Pukul 15.30 kami sampai di daerah Bandealit salah satu kawasan di dalam Taman Nasional Meru Betiri  kami mulai mendirikan tenda dome di area camp ground. Sore itu kembali gerimis satu-satu membasahi pipi-pipi dari kami. kali ini kami berada di suatu tempat di tepi pantai dimana dalam situsi yang syahdu tak tersentuh asap kendaraan, lalu lalang keramaian kota yang ada hanya kicauan burung dan deburan ombak yang dengan lembutnya terdengar dalam lubang-lubang kecil telinga kami. Setelah semua tenda telah berdiri kami asik dengan candaan-candaan setiap dari kami, tak terasa matahari telah menyingsing dengan indahnya malu-malu bersembunyi  di balik mahakarya-Nya bukit-bukit yang tak terjamah tangan nakal manusia.

              Malam pun tiba upacara pembukaan acara yang kami tunggu-tunggu “Meru Betiri Service  Camp” atau biasa disebut MBSC. Kami tak mau jauh-jauh hanya untuk jadi penikmat ciptaan-Nya yang maha indah itu. Kami ingin jadi salah satu dari orang-orang di luar sana  yang sedikit banyaknya telah melakukan sesuatu untuk menjaga maha karya-Nya yang awalnya dan seharusnya indah itu. Upacara pembukaan usai dilanjut acara saling mengenal sampai larut malam hingga kami pun tertidur pulas…


lingkungan hidup, mapala jogja
jejak harimau

pencinta alam, konservasi
pembuatan herbarium
lingkungan hidup, kegiatan mapala
perjalanan ke lokasi selanjutnya
kegiatan mapala, mahasiswa pencinta alam
pengamatan burung










oleh      : Fita Ardiana B-1119