Selasa, 10 Maret 2015

Pengarungan Sungai Progo Via Kandangan


Mapala UNY, Madawirna
Sungai Progo Hulu Via Kandangan
Selasa, 10 maret 2015 tepat pukul 06.30 aku mulai tersadar dari lelapnya mimpi. Yosi, salah satu warga muda MADAWIRNA membangunkan saya karena hari itu kami punya jadwal untuk melakukan kegiatan pengarungan di sungai progo. Dengan mata yang masih sayu dan badan rasanya masih ingin terkapar diatas kasur saya harus tetap bangun karena ternyata teman – teman yang lain sudah menunggu.

Kami berencana melakukan pengarungan dengan satu perahu yang berisikan warga MADAWIRNA, satu perahu berisikan pegawai consina, dan satu perahu lagi diisi oleh anggota FAJY. Peserta pengarungan yang merupakan warga MADAWIRNA berjumlah 6 orang yaitu yosi, vika, choy, nanut, Deky, dan saya sendiri. Awalnya ada satu lagi warga MADAWIRNA yang berencana untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu yaitu febri, tapi karena suatu kendala yang tidak bisa dihindari akhirnya febri tidak jadi ikut. Karena kendala yang dialami saudari febri tersebut kami juga terpaksa untuk mengundur waktu keberangkatan yang semula direncanakan berangkat pukul 07.00 akhirnya kami berangkat dari sekretariat pada pukul 08.00.

Perjalanan dari sekreteriat menuju basecamp tempat kami berkumpul dengan teman-teman yang lain memakan waktu kira-kira 60 menit. Setelah sampai di basecamp, tepatnya di Kaling Kalih salah satu operator rafting di magelang, kami langsung menyiapkan alat yang akan digunakan saat pengarungan dan setelah semuanya siap pada pukul 09.30 kami melanjutkan perjalanan menuju start dengan menggunakan transport lokal yang sudah disiapkan sebelumnya. Perjalanan dari basecamp menuju start yang berlokasi di desa kandangan kab temanggung kira-kira ditempuh dengan waktu satu setengah jam. Setelah sampai di lokasi start untuk pengarungan kami segera melakukan persiapan sebelum pengarungan seperti memompa perahu, pemanasan, seting alat dan tidak lupa berdoa.

Tepat pada pukul 11.15 kami (peserta pengarungan) mulai melakukan pengarungan, kondisi cuaca saat itu cukup bersahabat karena matahari tidak terlalu terik tetapi juga tidak hujan. Sedangkan kondisi air relatif sedang tidak terlalu besar ataupun kecil. Jeram demi jeram kami lewati suara gemericik air yang menetes dari tebing-tebing ditepi sungai menambah semangat kami untuk melanjutkan pengarungan, sempat sekilas terpikir dalam benak saya “air sebanyak ini dari mana? Kenapa tidak berhenti mengalir?”, beberapa saat setelah itu saya menyadari ini tidak lain karena kekuasaan Tuhan YME.

Mapala UNY, Madawirna

Ada tiga hal yang baru untuk saya dan sedikit memacu keluarnya hormon adrenalin dalam tubuh ini yang pertama morfologi sungai yang berlika-liku karena memang termasuk sungai bagian hulu sehingga peserta pengarungan harus membolak-balikan perahu kekanan dan kekiri untuk menghindari banyaknya bebatuan yang berada di tengah-tengah sungai. Hal kedua, ketika pengarungan hampir sampai setengah perjalanan, kami bercanda dengan salah satu peserta pengarungan dari perahu consina yaitu Sholahuddin atau biasa dipanggil Olla sampai dia terjatuh dari perahu dan akhirnya harus melakukan renang jeram, sebenarnya jeram yang dilewati Olla tanpa perahu ini tergolong biasa dan tidak terlalu berbahaya tetapi karena Olla belum terbiasa dan bisa dikatakan baru melakukan hal serupa jadi dia tidak tahu cara atau teknik melakukan renang jeram sehingga alhasil lutut Olla mengalami sedikit memar karena benturan dengan batu. Sedangkan hal ketiga yang membuat jantung ini berdegup kencang yaitu saat pengarungan sampai di bendungan setinggi kira-kira 3 meter, awalnya kami ragu untuk menerabas bendungan dengan awak perahu tetap berada diatasnya dan berencana untuk melakukan lining (melewati daerah sungai dengan berjalan di darat) tetapi setelah kami melihat perahu consina yang dioperatori oleh mas azis dan pak ayub melewati bendungan dengan lancar kami jadi penasaran untuk melakukan hal serupa dan akhirnya kami menguatkan tekad untuk melakukannya, alhasil ternyata kami bisa melakukannya dengan lancar dan rasanya sangat mengasikkan sekali sampai ada salah satu peserta pengarungan ingin melakukannya lagi.

Selain ketiga hal diatas pengarungan berjalan lancar seperti biasanya, ada istirahat makan snack ditengah pengarungan, morfologi sungai yang kami arungipun setelah itu termasuk biasa saja. Akhirnya kami sampai di finish jam 15.30, sesampainya di finish kami langsung membawa semua peralatan yang dipakai dalam pengarungan ketepi jalan dan menghubungi transport lokal yang diawal tadi mengantarkan kami ke start pengarungan. Tak lama setelah itu kami dijemput dengan sebuah mobil dan segera kami menata semua peralatan diatas dan didalam mobil, setelah itu kami kembali ke basecamp dan langsung bersih-bersih diri. Setelah bersih-bersih diri kami menyempatkan untuk bertemu dengan purna warga MADAWIRNA yang kebetulan sedang ada pekerjaan di dekat basecamp yang kami gunakan, secara kebetulan pula purna warga yang kami temui (Mas Amri, Mas Maman, Mas Yoyok dan Mba Lelly) sedang merasa lapar sama dengan kami yang baru selesai melakukan pengarungan. Akhirnya kami diajak makan bersama dan setelah makan selesai baru kami melakukan perjalanan pulang ke sekretariat MADAWIRNA, kami sampai di sekeretariat sekitar pukul 20.00 dan langsung mengkondisikan alat yang baru kami pakai untuk kegiatan.

Sekian cerita pengarungan kami untuk mengisi waktu luang ditengah kesibukan sehari-hari, terimakasih dan tunggu cerita-cerita kami selanjutnya bersama MADAWIRNA, MAJU TERUS PANTANG MUNDUR...

Video pengarungan Sungai Progo via Kandangan bisa di lihat di bawah ini :





Ditulis Oleh         : Naufal B - 1091