Musyawarah Warga Madawirna XXXII

Suasana Musyawarah Warga Madawirna XXXII

Tebing, Tuhan dan aku

Pemandangan dari pitch 2 tebing parangndog

Pantai

Salah satu pantai barisan pantai yogyakarta selatan

Jalan Terjal

Perjalanan turun dari Kawah Gunung Sumbing

Semburat Cahaya

Pos 7 Gunung Slamet via Bambangan

Rabu, 01 Mei 2019

Madawirna UNY Tingkatkan Skill dalam Aldakawanaseta Climbing Competition IV


Madawirna UNY Tingkatkan Skill dalam Aldakawanaseta Climbing Competition IV

Madawirna ikut berpartisipasi dalam kompetisi panjat tebing yang berlangsung di Universitas Dian Nuswantara Kabupaten Semarang pada tanggal 29 Maret- 2 April 2019. Aldakawanaseta Climbing Competition (ACC)  merupakan agenda rutin yang diselenggarakan dua tahun sekali.

Panjat tebing adalah salah satu cabang olahraga alam bebas yang diperlombakan.  Olahraga ini tidak hanya dilakukan di tebing alam tetapi di tebing buatan yang disebut wall climbing.  Panjat tebing telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Atlet-atlet banyak dilahirkan dalam pemerolehan prestasi.

Madawirna mengirimkan kontingen sebanyak 5 orang yang terdiri dari empat atlet yakni  Basit Faqihul Ahkam (22), Luqmanul Hakim (21),  Labibah Hanoum Hanif Salsabila (20), Kukuh Aprilianto (19), dan satu offical Dina Kartika (21). Kelima orang tersebut berangkat dari Yogyakarta pada Jumat (28/4). Tentunya kita sebelum berangkat melakukan pamitan terhadap saudara-saudara di sekretariat dan meminta doa restu serta dukungannya dalam lomba ini. 
para delegasi yang akan berangkat dalam event, Kiri - Luqmanul Hakim, Diah Aryanti, Labibah Hanoum Hanif S., Basit Faqihul Ahkam, Kukuh Aprilianto-


ACC memiliki kategori perlombaan meliputi lead umum, lead mapala, lead pelajar, speed pelajar, dan speed umum baik putra maupun putri. Namun pada khususnya ajang ini satu-satunya yang memfokuskan pada ruang lingkup mapala. Tak heran jika partisipasi mapala berasal dari berbagai penjuru kota.

          Hari pertama, keempat atlet dari madawirna mengikuti perlombaan dengan kategori lead  mapala putra dan putri. Perlombaan ini diawali pada pukul 08.00 WIB setelah upacara pembukaan. Sebelum pemanjatan para atlet melakukan karantina dan maping jalur. Setiap atlet melewati dua jalur wall climbing dengan mempertimbangkan ketepatan teknik pemanjatan dan waktu. Perlombaan diikuti sebanyak 126 peserta lead mapala putra dan 43 peserta lead mapala putri.
tampak disisi kiri ada Kukuh Aprilianto bersama dengan peserta lainnya

               Pada babak kualifikasi, sejumlah atlet Madawirna berhasil lolos ke babak semifinal yakni  Basit Faqihul menduduki peringkat 18 dengan perolehan total 19.99, Kukuh Aprilianto menduduki peringkat 3 dengan perolehan total 3.77, dan Labibah Hanoum menduduki peringkat 12 dengan perolehan total 13.67. Keempat atlet telah berjuang dengan segenap tekad dan usaha yang kuat.
Labibah Hanoum Hanif yang sedang melakukan pemanjatan pada wall sebelah kanan

          Hari kedua, ketiga atlet yang lolos semifinal melakukan karantina dan pemanjatan pada pukul 13.00 WIB. Sebanyak 26 semifinalis di setiap kategori lead mapala putra dan mapala putri. Pada babak ini, jalur climbing dibuat dengan pola dengan kesulitan yang cukup membuat seleksi di antara para atlet. Setiap atlet perlu memiliki strategi untuk dapat melewati setiap jalur. Kali ini sama seperti babak sebelumnya, atlet melakukan pemanjatan dengan dua jalur yang berbeda.

           Pada babak semifinal, sebanyak masing-masing 8 peserta lead mapala putra dan putri lolos masuk ke tahap final. Kukuh Aprilianto, atlet Madawirna berhasil menduduki peringkat 8 dalam tahap ini. Pada hari ketiga final berlangsung, Madawirna sebagai finalis yang menyumbangkan satu nama belum mampu memperoleh  hasil yang terbaik. Pada jalur climbing  tahap final didominasi dengan penggunaan volume berukuran dan bentuk yang beragam sehingga menjadi kesulitan yang cukup bisa dirasakan para atlet. Namun pada kesempatan kali ini menjadi suatu pencapaian yang baik bagi para atlet Madawirna sebagai warga  yang masih menempuh proses pendidikan di Madawirna.

         Sejumlah persiapan yang matang dilakukan para atlet Madawirna dalam upaya meningkatkan skill dengan beberapa kali latihan rutin baik fisik maupun pemanjatan. Meski pada kenyataannya tidak terfasilitasi tempat latihan pemanjatan dikarenakan kondisi boulder yang rusak. Tidak pernah menyurutkan niat dan kemauan untuk tetap berusaha dan belajar. Perlu dukungan terutama dari pihak universitas selaku penyedia sarana dan prasarana pendidikan tentunya juga diimbangi dengan kemauan warga Madawirna dalam meningkatkan segala skill baik panjat tebing, arung jeram, susur gua, dan gunung hutan.

              Melalui ajang Aldakawanaseta Climbing Competition IV dan berbagai perlombaan ke depannya, diharapkan mampu menumbuhkan semangat untuk berproses dan belajar. Dengan harapan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama terkait dengan skill  melalui pendidikan.


ditulis oleh Dina Kartika B-1161
               
                                                                                                                                                                          
               



Jumat, 06 Januari 2017

Musyawarah Warga Madawirna Ke-32

        Pekan kemarin, Musyawarah Warga (Musga) Madawirna yang merupakan forum tertinggi dalam lingkup keorganisasian Madawirna telah selesai di helat. Musyawarah warga pada tahun 2016 ini mencatatkan pelaksanaan yang ke 32 sejak berdirinya Madawirna pada 1975. Di laksanakan di rumah salah satu purna warga (alumni) yaitu Ibu Anna Dwi Asih Fajari yang juga mantan ketua Madawirna Masa Bakti 1996-1997. Musga yang bertempat di desa Pulerejo ini sedianya dilaksanakan pada tanggal 26 dan selesai pada 28 Desember 2016, tetapi terjadi kemoloran dari rencana awal dan ditutup pada Jumat 29 Desember 2016. Menurut ketua panitia musga, ayu nurul istiqomah kemoloran ini terjadi Karena peserta musga yang belum mencukupi untuk di adakan pembahasan LPJ, kemudian ada beberapa detail dari LPJ yang harus dilengkapi.

     Musga Madawirna mengagendakan beberapa sidang, yang pertama sidang pendahuluan dimulai pukul 10.00 dipimpin oleh perangkat pimpinan sidang sementara yang beranggotakan Zaky Al Fandi (B-1147), Luthfi (WB-1610), Heni (WB-1606). Sidang Pendahulan membahas tentang aturan ketukan palu, susunan acara Musga Madawirna XXXII, tatib musga dan pemilihan Perangkat Pimpinan Sidang utama. Dalam Pemilihan Perangkat Pimpinan sidang utama yang dilakukan secara musyawarah tidak terjadi kesepakatan maka dilakukan voting, dan terpilihlah Mhd Zaky Al Fandi (B1147), Ayu Nurul Istiqomah (B- 1143), Heni (WB-1606) sebagai Perangkat Pimpinan Sidang.

                                                          Suasana pembahasan LPJ pengurus Madawirna

         Pimpinan sidang utama membuka sidang pleno 1 dengan agenda Pembahasan LPJ pengurus dan Pendemisioneran pengurus. Namun saat jalannya sidang, salah satu peserta sidang mengusulkan untuk melakukan peninjauan kembali sidang pendahulan tentang pemilihan pimpinan sidang, dengan alasan perangkat pimpinan sidang saat ini lebih dibutuhkan  kemampuanya  dalam mengevaluasi pengurus bukan memimpin sidang. Atas usul ini peserta sidang sepakat untuk melakukan peninjauan kembali, dan terpilihlah Aji Santoso (WB-1602), luthfi (WB-1610) melalui musyawarah yang cukup alot menggantikan  Mhd. Zaky dan Ayu N.I.

         Sidang Pleno 1 dilanjutkan kembali, sidang pleno kali ini merupakan media evaluasi dan pertanggung jawaban pengurus masa bakti 2016 yang di ketuai oleh Fregiyanto B.S kepada warga Madawirna. Tak ayal silang pendapat, perdebatan, kritikan bahkan terkadang nyinyiran jamak terjadi. Hal ini juga diamini oleh Ketua panitia Musga, Ayu yang mengatakan bahwa wajar terjadi perdebatan Karena mempertahankan argumenya. Sidang pleno 1 sendiri baru berakhir dengan agenda pendemisioneran pengurus masa bakti 2016 pada rabu malam 28/12.

        Berakhirnya sidang pleno 1 dan masa kepengurusan 2016 yang ditandai dengan pendemisioneran pengurus membawa arah baru dalam musga, dimana Sidang pleno 2 yang akan di buka merupakan langkah awal bagi madawirna ke depan. Sidang pleno 2 dengan agenda rapat komisi merupakan kesempatan bagi warga untuk memberikan terobosan-terobosan program kerja bagi madawirna ke depan. Agenda penyampain isu digunakan dengan baik  oleh warga dengan ide-ide fresh yang mereka utarakan. Pembahasan isu tak kalah alot dengan  saat pembahasan LPJ. Output dari rapat pleno 2 merupakan ketetapan yang berupa rekomendasi proker bagi pengurus.

          Agenda musga masih menyisakan 3 sidang, walaupun memasuki hari ke 4 musga, namum semangat dan kontribusi warga masih kentara. Sidang pleno 3 adalah pembahasan GBPK (Garis Besar Progrram Kerja) yang akan menjadi acuan bagi pengurus selanjutnya. Tak banyak pembahasan dalam sidang ini Karena peserta sidang sepakat bahwa GBPK yang lama masih sangat relevan bagi pengurus kedepannya.

                                             Calon ketua Madawirna dari kiri, Zulfa E, Wisnu Son H, Sekti Mujahitda P

           Sidang pleno 3 dan 4 adalah saat dimana Organisasi Madawirna tanpa pengurus dan siap menyambut pengurus baru. Pemilihan ketua dan made formature merupakan agenda dari Sidang pleno 4. Pemilihan ketua di Madawirna dilakukan dengan pemilihan langsung, bebas dan rahasia. Terdapat 3 calon ketua yaitu : Wisnu Son haji (B-1138), Sekti Mujahitda Pertiwi (B-1136), Zulfa Eka Putri (B-1139), dan terpilihlah Zulfa Eka Putri sebagai ketua umum Madawirna Masa Bakti 2017. Pemilihan ketua juga di ikuti dengan pemilihan made formature yang bertugas untuk memfasilitasi dan melengkapi kepengurusan yang baru.

         5 hari yang melelahkan diakhiri dengan sidang Paripurna yang ditutup dengan ketukan palu oleh Pimpinan sidang. Segala kerja keras pengurus selama periode masa bakti telah dipertanggung jawabkan dan di evaluasi meskipun masih banyak pekerjaan rumah yang harus diperbaiki oleh kepengurusan baru maupun yang masih harus diselesaikan  pengurus lama. Tenaga dan pikiran telah tercurahkan oleh segenap warga utamanya demi kemajuan organisasi. Tidak hanya menguras tenaga, musga juga membawa gairah dan semangat baru bagi madawirna, khususnya bagi pengurus. Selamat atas pelaksanaan musga dan Selamat atas terpilihnya Zulfa Eka Putri Sebagai Ketua Umum Madawirna dan segenap pengurus yang setelahnya akan dilengkapi. Salam Buwana!!!

Senin, 05 Desember 2016

Mengobati Rindu Belaian Tebing

Minggu pagi, 5 November 2016 sekretariat Madawirna tak biasanya sudah cukup ramai. Penghuninya  yang biasanya malas bangun pagi kini sudah bersiap di depan bolder untuk beraktivitas. Pasalnya dua divisi akan berpamitan untuk kegiatan lapangan pagi ini, yaitu divisi Arung Jeram ke Sungai Elo dan Panjat Tebing ke Tebing Prang Endog.
               
                Tepatnya pukul 07.00 WIB Mimin, Mas Gondes, Windy dan Son berpamitan kemudian berangkat menuju Parang Endog. Kami berencana untuk melakukan pemanjatan artificial multipitch di Crack Besar sampai Top, dengan personil pemanjat Mimin, Mas Gondes dan Windy, sedangkan Son sebagai tim darat gabut yang menemani kami. Satu jam kemudian kami sampai di lokasi pemanjatan, crack besar. Ah, rindu sekali aroma ini. Aroma semak belukar khas di sekitar tebing. Sudah hampir 4 bulan tidak bertemu tebing. Tebing karst Parang Endog masih terlihat gagah seperti biasanya. Tanpa membuang waktu kami langsung mengeluarkan alat untuk di cek list.
         


                Karena perut sudah memberi kode-kode dan pemiliknya peka, kami menyantap sarapan dahulu. Sekitar pukul 9 kami memulai pemanjatan menuju pitch 1 dileaderi Mimin, second man Windy, dan cleaner mas Gondes. 

               Pukul 11.30 kami bertiga sampai di pitch 1 dan memasang simpul-simpul di pengaman pitch. Kami beristirahat sejenak di pitch 1, yang memiliki area luas dan disuguhi pemandangan pantai yang Masha Allah luar biasa indah lukisan Tuhan iniii.
 



                Tak beberapa lama, pukul 11.50 kami melanjutkan pemanjatan menuju pitch 2. Masih dengan leader Mimin, second man Windy dan cleaner mas Gondes. Pemanjatan menuju pitch 2 tingkat kesulitannya lebih tinggi karena terdapat hang (tebing dengan tingkat kemiringan 45derajat) di beberapa bagian. Hampir pukul 15.00 semua personil sampai di pitch 2 dengan selamat. Kemudian kami memakan bekal yang kami bawa dengan tas ransel. Area pitch 2 berada di crack yang cukup besar. Dapat digunakan untuk beristirahat sejenak dengan nyaman tetapi tidak seluas area pitch 1. Pemandangan yang disuguhkan …….. (tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata).
            


                Hari semakin malam, untuk menuju top kami harus melalui pitch 3, naik sedikit lagi baru sampai top. Perkiraan waktu kami sampai di top saat hari sudah gelap. Dengan banyak pertimbangan, atas dasar keselamatan, walau rasanya sungguh kecewa belum bisa sampai top, keputusan terbaik adalah turun.
                Dengan dileaderi mas Gondes kami memulai perjalanan turun. Kami memilih jalur ‘mlipir’ kanan, menyusuri crack kemudian sampai di sebelah tebing welcome. Setelah menurunkan Mimin dan Windy, mas Gondes menggunakan 2 buah hanger yang terdapat di sebelah tebing welcome untuk membuat instalasi simpul lepas. Matahari sudah benar-benar tenggelam, hanya gelap yang tersisa dengan beberapa alat sumber cahaya yang kami bawa. Mas gondes masih dalam perjalanan turun. Kami menunggu dengan perasaan cemas dan banyak berdo’a. Akhirnya mas Gondes sampai di dasar tebing, kami segera melakukan ceklist alat dan packing alat.
                Kami bergegas menuju parkiran dan melakukan perjalanan pulang. Syukur alhamdulillah pemanjatan hari ini berjalan lancar. Kami sampai sekre pukul 21.00 dan mencuci alat-alat pemanjatan


Ditulis oleh : Mimin B-1132

Kamis, 01 September 2016

Mendebarkan!! Madawirna Rope Jump Display UKM 2016

Rope Jump merupakan salah satu kegiatan yang memacu adrenalin. Sesuai namanya yang artinya melompat dengan tali, lebih tepatnya terjun dengan tali. Hampir sama dengan Bungee Jumping, tetapi menggunakan tali dinamis. Pada kesempatan kali ini di lakukan di Gor UNY dalam acara Display UKM 2016. Lets See!!

Rabu, 31 Agustus 2016

Mencari Madawirna MADAWIRNA in EXPO UKM 2016

Expo UKM merupakan salah satu kegiatan dalam rangka OSPEK UNY, sebagai wadah bagi UKM untuk memperkenalkan kegiatannya. Lah, ini kenapa madawirna dicari. wah wah.. yuk diliat videonya.

Rabu, 24 Agustus 2016

Opening Video Display UKM Madawirna 2016

Senin, 15 Agustus 2016

Hidden Paradise di Ujung Timur Pantai Selatan Gunung Kidul

Hangatnya terik matahari di siang hari waktu itu, tanggal 9-11 Agustus 2016 tidak menyurutkan semangat kami yang terdiri dari saya (Inggit), Mbak Beluk (Diah), serta 2 orang purna warga Mas Krisna dan Mas Coy menuju pesisir timur Gunung Kidul untuk berkegiatan susur pantai. Pukul 13.00 WIB kami berangkat dari rumah Mas Krisna yang bertempat di Jl.Wonosari KM 9 menuju Pantai Sadeng. Kami sampai di Pantai Sadeng pukul 15.30 WIB. Kapal-kapal nelayan serta kapal patroli yang berjajar rapi di bibir pantai menambah keindahan pantai ini, ditambah mercusuar yang berdiri gagah serta batu-batu semen pemecah ombak yang tersusun rapi. Tidak lupa, disini kami mengabadikan keindahan pantai ini serta beristirahat sejenak sambil menikmati segarnya es teh.

Mercusuar di pantai Sadeng

Pukul 16.00 WIB kami menyudahi menikmati keindahan Pantai Sadeng dan melanjutkan perjalanan menuju pantai-pantai indah lainnya. Kami menuju Pantai Krokoh. Jalan menuju pantai ini membuat kami seperti di arena off-road. Pukul 16.30 WIB kami sampai di SongBanyu tepatnya di rumah Bapak Suparmo guna menitipkan motor karena kami akan menyusuri pantai selama 3 hari 2 malam. Dari rumah beliau, kami berjalan kaki selama setengah jam untuk sampai di Pantai Krokoh. Sesampainya di Pantai Krokoh, tak seorangpun disana, melainkan hanya kami berempat. Pemandangannya sungguh indah. Perpaduan antara pasir pantai, batu-batu, tebing, tumbuhan-tumbuhan pantai serta deburan ombak sangat memanjakan mata kami, ditambah suasana sore hari yang teduh seketika menghilangkan rasa lelah kami. Pantai ini benar-benar masih “perawan”, tak ada tanda-tanda kehidupan manusia disini. 

Welcome to private beach mbrong.. 
Penampakan Pantai Krokoh
Iki lho sing jenenge vitamin sea.

Setelah tekagum dengan keindahan pantai ini, kami membangun dome lalu masak, tidak lupa hammock-hammock dipasang untuk bersantai dan untuk tidur. Setelah masakan matang, kami langsung makan malam ditemani bulan, bintang-bintang dan suara ombak. Malam itu begitu indah sehingga membuat kami enggan untuk melewatkannya sehingga kami tidur larut malam. Disana, kami menikmati malam dengan menikmati hangatnya kopi, susu, serta hangatnya wejangan-wejangan yang diberikan para purna kepada saya dan mbak beluk. 


Anak wedok lagi nginjek-injek balungan tua bapake
         Malam semakin larut dan indah, bintang semakin banyak, ombak semakin pasang, dan bulan semakin terang, tapi apalah daya saya sudah sangat mengantuk sehingga saya masuk dome dan tidur.
Matahari sudah memancarkan sinarnya, lalu kami masak kemudan makan dan packing untuk melanjutkan perjalanan. Pukul 10.00 WIB kami memulai perjalanan menuju pantai selanjutnya. Kami berjalan ke arah timur melewati ladang warga dan memutari bukit. Tak ada 15 menit kami sampai di Pantai Jujugan, tetapi kami hanya diatasnya karena pantai ini sangat kecil dan tidak ada akses untuk ke bibir pantai. Selanjutnya, kami berjalan lagi ke arah timur memutari bukit dan melewati ladang warga. Di perjalanan menuju pantai selanjutnya, kami menemukan enter gua cukup besar lalu kami eksplore dan ternyata hanya chamber.

Mulut Gua tampak depan

Tak jauh dari situ, kami menemukan pohon besar yang indah, banyak bunganya, pohon itu bernama pohon dadap. Dari pandangan kami terlihat 3 pohon dadap besar berjajar lurus dan pohon ini dikenal sebagai batas antara Gunung Kidul dan Wonogiri, disini juga terdapat tugu kecil pembatas 2 wilayah tersebut.


Pohon Dadap
Tugu Batas Propinsi DIY-Jateng

Tidak lama kemudian kami sampai di Pantai Dadapan. Pantai ini juga masih “perawan”, kami disini hanya bertemu dengan 2 orang yang sedang memancing, tak ada wisatawan satupun. Pantai ini sungguh menawan dengan batu-batu indah yang terkikis ombak, pasir yang sangat bersih, dan ombak yang besar. Siang itu sungguh panas sehingga kami beristirahat sejenak dengan berteduh di pohon dan menikmati segarnya jeruk serta memandang pemandangan pantai dadapan yang menakjubkan.\


Cantik dan manisnya Pantai Dadapan

Setelah cukup menikmati pantai ini, kami melanjutkan perjalanan. Tak sampai 10 menit kami sampai di Pantai Banyu Kesirat. Akses menuju bibir pantai ini lumayan menantang, tetapi pemandangan yang disuguhkan sungguh menawan..

Terlalu indah jika hanya melewatinya, lungguh-lungguh sik lah.... * Pantai Banyu kesirat

Setelah itu kami berjalan lagi ke timur, memutari bukit dan 20 menit kami sampai di Pantai Klokop. Di pantai ini terdapat bangunan yang sepertinya dulu bekas dermaga, di pantai ini kami beristirahat sejenak sambil menikmati segarnya air kelapa muda hasil panjatan Mas Coy. Setelah itu, kami berjalan ke timur menaiki bukit, dan kami melihat ada bangunan tak beratap di atas bukit. Setelah sampai di atas bukit, kami menemukan lantai berkeramik yang cukup besar dan cocok untuk beristirahat. Disana terlihat jelas bukit-bukit hijau yang tersusun indah, pantai Klokop dan Pantai Sembukan, serta birunya laut lepas. Sungguh indah ciptaan Tuhan. Rasanya ingin berlama-lama di tempat itu.

Add caption
Lukisan Tuhan memang lebih dari indah... * pantai Sembukan

Kemudian kami menuju Pantai Sembukan. untuk menuju Pantai ini aksesnya sangat mudah, sudah ada tangga yang tersusun rapi menuju bibir pantai. Pukul 15.00 WIB kami sampai di pantai Sembukan. Pantai ini sudah merupakan tempat wisata, fasilitasnya pun sudah lengkap. Kami langsung beristirahat sambil menikmati segarnya es teh di warung. Sambil beristirahat, kami menikmati music yang diciptakan dari benturan ombak dengan tebing, dan angin yang membuat saya terlelap. Tak terasa sudah pukul 16.30 WIB dan karena tidak ada tempat yang recommended untuk membangun dome di dekat bibir pantai maka kami menuju taman yang luasnya cukup lebar tetapi disini tidak dapat melihat pantai. Disini kami masak-masak dan barbequean bermodalkan sosis toples dan kecap. Karena disini memungkinkan untuk memasang beberapa hammock dan dekat tempat berteduh maka kami tidak mendirikan dome.

Dome gak ada esensinya disini. Hihihi

Setelah makan, saya tiduran di hammock sambil menikmati indahnya bintang-bintang yang indahnya sama seperti bintang-bintang yang saya lihat di Pantai Krokoh. Saya dan mbak Beluk tiduran di hammock sementara Mas Krisna dan Mas Coy mengobrol sambil ngopi dan ngrokok. Tak terasa saya tertidur dan terbangun sekitar tengah malam, terlihat Mas Krisna, Mas Coy, dan seorang bapak tua sedang mengobrol asik. Entah apa yang mereka obrolkan, pastinya obrolan senior yang mungkin saya belum paham. Hehe. Di pagi harinya, kami berencana ingin masak tapi apa daya air kami habis dan harus menunggu warung buka. Karena sudah sangat lapar, terpaksa kami memasak mie dengan air laut, dan rasanya lumayan membuat kami jadi lebih melek karena asinnya mie yang kami masak. Setelah menunggu lama, akhirnya warung buka dan kami memborong air yang ada di warung tersebut. Kemudian kami memasak masakan yang benar-benar masakan. Setelah makan, kami packing dan kembali ke Pantai Krokoh kembali. Kami berangkat pukul 11.00 WIB dari Pantai Sembukan, berjalan dan sampai di Pantai Klokop pukul 11.15 WIB. Setelah melewati Pantai Jujugan, ada 2 cabang, 1 ke arah Pantai Krokoh dan yang 1 ke arah yang dilihat dari jauh terlihat keindahan yang sayang sekali kalau tidak dikunjungi. Lalu kami kesana. Setibanya disana, terlihat batu karang yang besar-besar yang bisa kami pijak dan dari situ terlihat hamparan laut luas dan pantai Jujugan.

Surga dunia banget kan mbrong....* Pantai Jujugan
Lihat deh, jadi bumi itu datar atau bulat..? wkwk
                 
        Lumayan lama kami menikmati indahnya ciptaan Tuhan di tempat itu. Setelah puas, kami melanjutkan perjalanan pulang. Kami sampai di rumah pak pukul WIB, beristirahat sebentar sambil jagongan dengan tuan rumah lalu pulang menuju secretariat tercinta Madawirna. Susur pantai kala itu membuat saya pribadi bangga menjadi warga Yogyakarta yang memiliki surga-surga tersembunyi, dan saya sebagai pecinta alam berharap siapapun yang mengunjungi surge-surga tersebut selalu menjaga keperawanan lingkungannya dan saya sangat bersyukur diberi kenikmatan oleh Allah SWT dapat merasakan indahnya surge-surga dunianya. Salam lestari.

Oleh: Inggit Rachmawati (B-1146)


Sabtu, 27 Februari 2016

Selamat Menempuh Hidup Baru Yitro Ragil Wibowo, S.Pd.


Dari total 1.047 orang lulusan yang diwisuda oleh Rektor UNY pada periode Februari ini, salah seorang di antaranya adalah Warga Madawirna. Yaitu Yitro Ragil Wibowo B-1095, Warga Madawirna angkatan 2010. Setelah selama tepatnya 5,8 tahun kuliah di UNY, hari ini akhirnya diwisuda sebagai sarjana pendidikan dari prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. 

Selamat wisuda. Selamat menempuh hidup baru...

Aku wisuda mbrong...


"Akhirnya kamu lulus le, sini peluk kakak"

Momen wisuda adalah salah satu momen bahagia yang wajib dibagi seperti ini. 

Inframe: Warga Madawirna angkatan 2010
"Cepat menyusul teman-teman"

Disiram air bunga sama pak Ketum




Rabu, 24 Februari 2016

PEMBEKALAN PENGURUS MADAWIRNA MASA BHAKTI 2016

PEMBEKALAN PENGURUS MADAWIRNA MASA BHAKTI 2016
13-14 Februari 2016 di Pantai Goa Cemara

Sabtu pagi yang cerah di sekretariat Madawirna, kami bersiap-siap untuk menuju ke Pantai Goa Cemara. Ada yang sedang packing, ada yang sedang persiapan alat dan bahan untuk usaha dana, ada juga yang bercengkrama dengan sesama keluarga Madawirna. Setelah selesai persiapan, kami pun Upacara Pembukaan. Jam menunjukkan pukul 11.00 WIB dan Upacara Pembukaan telah selesai, Lalu kami yang terdiri dari Warga Baru, Pengurus Madawirna 2016, dan Warga Aktif lainnya menuju ke lokasi Pembekalan Pengurus yaitu di Pantai Goa Cemara. Di perjalanan, kami diguyur hujan yang sangat deras. Sesampainya di Pantai Goa Cemara pukul 14.00 WIB, kami prepare untuk berjualan dalam rangka latihan usaha dana lalu berjualan di lingkungan pantai. Ada yang berjualan lotis, pisang coklat, roti bakar, jus, dan lain-lain. Tak terasa sudah pukul 16.00 WIB, mas Ismu atau yang akrab dipanggil mas Kompleh (Ketua Demisioner Madawirna 2014-2016) mengisi materi tentang proker. Setelah diberi materi, tak hanya Pengurus tetapi Warga Baru pun diminta mas Kompleh untuk latihan pembuatan proker. Jam menunjukkan pukul 18.00 WIB dan kami istirahat untuk shalat dan makan. Ada kelompok yang masak-masak, ada juga yang membeli makanan. Setelah perut kami diisi dengan gado-gado, nasi padang, ada juga nasi ayam, kami melanjutkan membuat proker sampai pukul 19.30 WIB. Jam setengah 8, kami mempresentasikan proker yang kami buat. Saat kelompok pertama belum selesai menyampaikan prokernya, beberapa warga yang terdiri dari mbak Item, mbak Nanut, mbak Iyut, mas Coy, mas Krisna, mas Aming, dan om Yoyok datang. Setelah semua kelompok menyampaikan proker-proker yang dibuat, kami memutuskan untuk ice breaking karena kondisi kami yang mulai mengantuk. Ice breaking yang dipimpin oleh mas Aming sangat membuat kami refresh kembali. Lalu kami melanjutkan rangkaian Pembekalan, yaitu presentasi Bussines Plan yang telah dibuat sebelumnya oleh Pengurus yang dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompok mempunyai Bussines Plan yang sangat baru, inovatif, dan menarik meski terdapat sedikit kekurangan. Karena seperti ibarat pepatah, ‘tak ada gading yang tak retak’. Malam pun makin larut, kondisi kami mulai lelah dan mengantuk. Lalu mas Kompleh memberi waktu 15 menit untuk istirahat. Setelah kami istirahat yang lumayan merefreshkan badan, mas Kompleh mengumpulkan kami kembali. Mas kompleh membagi kami menjadi 2 kelompok, yaitu Warga Baru dan Pengurus untuk sesi sharing. Warga Baru ditemani oleh mas Coy, mas Krisna, dan om Yoyok. Sedangkan Pengurus ditemani oleh mas Aming, mbak Item, mbak Nanut, dan mbak Iyut. Sesi sharing Warga Baru berlangsung sangat seru, disini kami diminta untuk menyampaikan uneg-uneg dan keinginan kami untuk Madawirna kedepannya, dan purna membagi pengalamannya sewaktu menjadi warga aktif Madawirna yang sangat menginspirasi kami para Warga Baru. Tak lama kemudian, dua orang purna datang, yaitu Mas Bungsu dan Mas Budi. Jam menunjukkan pukul 01.00 WIB dan sharing ditutup. Kami Warga Baru langsung tidur karena sudah sangat mengantuk, sedangkan beberapa Purna masih bercengkrama dengan beberapa Pengurus yang belum tidur. Malam itu sangat seru dan bermanfaat, baik bagi Pengurus maupun Warga Baru.
Matahari pun mulai memancarkan sinarnya, beberapa dari kami sudah terbangun, ada yang masak, mandi, ngopi-ngopi, dan ngobrol. Pukul 07.30 WIB kami memulai kembali rangkaian kegiatan pembekalan Pengurus. Dipimpin oleh mbak Item, kami melakukan pemanasan lalu persiapan untuk bersih pantai. Kegiatan ini biasa dilakukan oleh kami. Di sana, bukan hanya kami yang memunguti sampah-sampah pantai, tetapi kami mengajak para wisatawan untuk ikut serta memunguti sampah disekitar tempat mereka sedang bersantai. Tentu saja, tujuannya supaya mereka lebih menjaga lingkungan alam ini. Matahari mulai terik dan kantong sampah kami sudah penuh, kami memutuskan untuk istirahat. Ada yang tiduran, mengobrol, ada juga yang berfoto-foto. Lalu kami kembali ke pendopo Pantai Goa Cemara. Sesampainya disana, kami istirahat, ada yang tiduran di hammock, duduk-duduk di hammock, ada juga yang foto-foto. Setelah melepas lelah sampai pukul 10.00 WIB, kami membuat makanan-makanan kecil yang akan kami jual di sekitar lingkungan Pantai Goa Cemara, dalam rangka latihan usaha dana. Ada yang membuat lotis, roti bakar, dan lain-lain. Setelah selesai membuat makanan yang akan dijual, kami lalu berjualan. Ada yang berjualan di terminal, rumah warga sekitar pantai, dan ada juga yang di Pantai Goa Cemara. Dengan berjualan ini kami belajar tentang berwirausaha. Panitia memberikan waktu sampai pukul 13.00 WIB untuk berjualan, tetapi sebelum pukul 13.00 WIB kami sudah bisa menjual semua barang dagangan kami. Lalu pukul 13.30 WIB kami beres-beres, packing. Setelah itu, kami laporan usaha dana. Kelompok Mimin and the Lovers mendapatkan laba yang paling banyak yaitu Rp. 433.000,00 dan memenangkan challenge usaha dana. Lalu sesuai kesepakatan, kelompok lain harus memberi semua labanya kepada kelompok yang memiliki laba paling banyak. Kegiatan usaha dana ini bertujuan untuk menyiapkan bukan hanya pengurus, tetapi Warga Baru juga untuk memiliki skill berwirausaha yang pastinya bermanfaat bagi Madawirna dan kehidupannya masing-masing. Setelah itu, kami persiapan pulang. Pukul 14.30 WIB kami bersama-sama menuju sekretariat tercinta, sekretariat Madawirna. Pukul 16.00 WIB rombongan sampai dengan selamat di sekretariat Madawirna.
2 hari itu sangat menyenangkan dan bermanfaat. Dengan pembekalan ini, diharapkan Pengurus Madawirna dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan membawa Madawirna keaarah yang lebih baik. Selain itu, pembekalan ini memberi gambaran kepada Warga Baru tentang bagaimana membuat proker, usaha dana, dan lain-lain yang tentunya bermanfaat. Karena Warga Baru adalah generasi penerus Madawirna. Dan juga kegiatan ini dapat lebih mengakrabkan antar Warga Aktif, dan Warga Aktif dengan Purna warga.

Oleh: Inggit Rachmawati (WB-1509)



Pemanasan dulu sebelum mulai kegiatan


Beach Soldier: warga Madawirna sedang mengajak pengunjung Pantai Goa Cemara untuk bersih pantai


beach soldier








Rabu, 02 September 2015

PENDAFTARAN MADAWIRNA

Salam Lestari, jangan sampai ketinggalan dalam pendaftaran MADAWIRNA 2015, bagi kalian yang merasa  tertantang mengikuti kegiatan yang gak biasa di ajarkan dikelas, belajar tentang kehidupan dengan Alam seperti Arung Jeram, Mendaki Gunung, Panjat Tebing Dan Susur Goa. Pendaftaran buka mulai 25 Agustus 2015 sampai 27 September 2015. Pendaftaran buka 24 jam di depan Papan panjat Madawirna, Student Center.