Senin, 05 Desember 2016

Mengobati Rindu Belaian Tebing

Minggu pagi, 5 November 2016 sekretariat Madawirna tak biasanya sudah cukup ramai. Penghuninya  yang biasanya malas bangun pagi kini sudah bersiap di depan bolder untuk beraktivitas. Pasalnya dua divisi akan berpamitan untuk kegiatan lapangan pagi ini, yaitu divisi Arung Jeram ke Sungai Elo dan Panjat Tebing ke Tebing Prang Endog.
               
                Tepatnya pukul 07.00 WIB Mimin, Mas Gondes, Windy dan Son berpamitan kemudian berangkat menuju Parang Endog. Kami berencana untuk melakukan pemanjatan artificial multipitch di Crack Besar sampai Top, dengan personil pemanjat Mimin, Mas Gondes dan Windy, sedangkan Son sebagai tim darat gabut yang menemani kami. Satu jam kemudian kami sampai di lokasi pemanjatan, crack besar. Ah, rindu sekali aroma ini. Aroma semak belukar khas di sekitar tebing. Sudah hampir 4 bulan tidak bertemu tebing. Tebing karst Parang Endog masih terlihat gagah seperti biasanya. Tanpa membuang waktu kami langsung mengeluarkan alat untuk di cek list.
         


                Karena perut sudah memberi kode-kode dan pemiliknya peka, kami menyantap sarapan dahulu. Sekitar pukul 9 kami memulai pemanjatan menuju pitch 1 dileaderi Mimin, second man Windy, dan cleaner mas Gondes. 

               Pukul 11.30 kami bertiga sampai di pitch 1 dan memasang simpul-simpul di pengaman pitch. Kami beristirahat sejenak di pitch 1, yang memiliki area luas dan disuguhi pemandangan pantai yang Masha Allah luar biasa indah lukisan Tuhan iniii.
 



                Tak beberapa lama, pukul 11.50 kami melanjutkan pemanjatan menuju pitch 2. Masih dengan leader Mimin, second man Windy dan cleaner mas Gondes. Pemanjatan menuju pitch 2 tingkat kesulitannya lebih tinggi karena terdapat hang (tebing dengan tingkat kemiringan 45derajat) di beberapa bagian. Hampir pukul 15.00 semua personil sampai di pitch 2 dengan selamat. Kemudian kami memakan bekal yang kami bawa dengan tas ransel. Area pitch 2 berada di crack yang cukup besar. Dapat digunakan untuk beristirahat sejenak dengan nyaman tetapi tidak seluas area pitch 1. Pemandangan yang disuguhkan …….. (tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata).
            


                Hari semakin malam, untuk menuju top kami harus melalui pitch 3, naik sedikit lagi baru sampai top. Perkiraan waktu kami sampai di top saat hari sudah gelap. Dengan banyak pertimbangan, atas dasar keselamatan, walau rasanya sungguh kecewa belum bisa sampai top, keputusan terbaik adalah turun.
                Dengan dileaderi mas Gondes kami memulai perjalanan turun. Kami memilih jalur ‘mlipir’ kanan, menyusuri crack kemudian sampai di sebelah tebing welcome. Setelah menurunkan Mimin dan Windy, mas Gondes menggunakan 2 buah hanger yang terdapat di sebelah tebing welcome untuk membuat instalasi simpul lepas. Matahari sudah benar-benar tenggelam, hanya gelap yang tersisa dengan beberapa alat sumber cahaya yang kami bawa. Mas gondes masih dalam perjalanan turun. Kami menunggu dengan perasaan cemas dan banyak berdo’a. Akhirnya mas Gondes sampai di dasar tebing, kami segera melakukan ceklist alat dan packing alat.
                Kami bergegas menuju parkiran dan melakukan perjalanan pulang. Syukur alhamdulillah pemanjatan hari ini berjalan lancar. Kami sampai sekre pukul 21.00 dan mencuci alat-alat pemanjatan


Ditulis oleh : Mimin B-1132