Sore hari tanggal 14 Januari 2012 terdengar riuh suasana hangat yang
tercipta maklumlah semua warga berkumpul, kebetulan ada arisan purna jadi
tambah penuh sesak ruangan sekretariat Madawirna tercinta, beberapa sibuk ngobrol,
nyiapin alat panjat (rencana manjat di parangndog 15-16 Januari), diskusi, dan
main laptop. Terselip obrolan mengenai panjat, tidak lepas dari bayangan teman
– teman komunitas panjat untuk mencapai sesuatu yang tinggi dalam periode
kepengurusan 2011 – 2012. Diambil sebuah laptop dengan media wifi uny mencari
data tebing (awalnya sekedar iseng aja), akhirnya muncul di layar tebing
sumbing yang menjulang indah, semua mata tertuju pada layat laptop, tidak hanya
mata, keteguhan semangat dan target pencapaian komunitas terikat pada tebing
ini. “Ok kawan kita patok tebing ini sebagai pencapaian target periode
kepengurusan ini” ujar anwar (kadiv RC), dilanjutkan mencari data
secukupnya dan tanggal 21 – 24 Januari 2012 direncanakan untuk survei ke
lokasi. Persiapan menuju Kediri pun di mulai, dari transportasi, tempat
singgah, perizinan, biaya dan tak lupa alat pemanjatan.
Sabtu 21
Januari 2012 pagi jam 05.00 tepat. Anton, Anwar dan Arif (3A) berangkat menuju
stasiun lempuyangan diantar oleh kang Sulaiman, mbokde Ncus dan Adinda Item.
Setelah sebelumnya persiapan alat yang akan dilakukan untuk pemanjatan,
persiapannya memang tak memakan waktu yang lama. Mungkin karna sudah terbiasa,
stelah semua ter”packing”dengan rapi maka siaplah sudah persiapan
kita. Dengan kocek Rp.38.000, Kahuripan (nama kereta api) menyuguhkan fasilitas
tempat duduk, toilet, tempat barang, dan cuci mata menuju Kediri . Sampai di
Kediri jam 12.00 WIK (waktu Indonesia Kediri) dan dijemput tuan rumah Mapala
Pelita (UNP Kediri) dengan fasilitas jok motor dan selamat sampai sekertariat
Mapala Pelita. Sesampainya di lokasi disuguhi pemandangan aktifitas kampus dan
3 cangkir kopi hitam panas didampingi rokok, ngobrol ngalor ngidul dan saling
berkenalan. Bosan di dalam ruangan ganti posisi di teras dimeriahkan suara
lantunan lagu reage. Sampai sore menjelang kami habiskan bercengkrama dengan
anggota tuan rumah. Belum berhenti disitu, malam hari diajak ke simpang lima
kediri dengan tengu, cebong dan laos, dilanjutkan ke tempat kopian dermaga
(tepi sungai Brantas), tidak terasa sudah jam 01.00 dini hari dan kami putuskan
untuk kembali ke sekertariat.
Minggu
22 Januari 2012 pagi pukul 09.00 WIB kami mempersiapkan peralatan dan logistik
untuk 2 hari kedepan untuk mencoba salah satu jalur di tebing Sumbing,
tepatnya di desa sugihmulyo, kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Tepat pukul
10.00 berangkat bersama dengan menghabiskan waktu 1 jam perjalanan dengan
kendaraan motor. Pukul 11.00 kami tiba sampai di pos retribusi objek wisata
gunung kelud dengan biaya perorang Rp.5000 dan permotor Rp.1000, tak lupa
karena kita melakukan kegiatan pemanjatan sehingga sebelumnya sudah mendapatkan
surat rekomendasi dari FPTI Kediri yang akan diserahkan ke petugas objek wisata
gunung Kelud. Dari pos retribusi sampai di area objek wisata tak bosan mata ini
memandang keindakan alam dan hijaunya kebun nanas.
Sampai di tempat parkir didampingi teman – teman Mapala
Pelita menuju camping ground, sebelumnya melewati terowongan dan sampailah di
lokasi camping ground. “Tak kira ki adoh he” ujar arif, memang ternyata
tidak lebih dari 10 menit perjalanan. Lokasi tebing ini tepat di sisi selatan
gunung anakan Kelud yang muncul pada tahun 2007 dan bisa dilihat dengan jelas
dari camping ground. Pukul 12.00 istirahat sejenak dilanjutkan beberapa orang
ormed beberapa tempat yang akan dijadikan jalur pemanjatan artifisial, target
untuk survei kali ini cukup 1 pitc dan flying camp 1 malam saja. Dimulai dengan
aplikasi tahapan pemanjatan di bawah tebing dengan leader Anwar dan cleaner
Arif sedang Anton stanby di bawah tebing, hujan rintik mulai turun saat sore
hari kebetulan leader sudah selesai buat jalur dan memasang pengaman di pitc
satu (sekitar 50 meter), cleaner meneruskan pemanjatan, semua pemanjat di pitc
satu dan transfer logistik mulai dilakukan setelah selesai Anton bersama
teman–teman Mapala Pelita turun ke camping ground. Malam hari mulai menyelimuti
dan suasana terus ditimpa hujan dan angin yang cukup kencang, pemanjat (anwar
dan arif) sudah cukup aman dengan peralatan yang tersedia sementara team di
camping ground terus mengawasi. Angin kencang serta rintikan hujan yang tak
kunjung berhenti membuat pemanjat di pitch 1 merasakan dingin yang sangat luar
biasa. Malam pun terasa lama dan tak kunjung datang pagi.
Senin pagi jam 07.00 pemanjat (anwar & arif) mulai turun, semua peralatan
pemanjatan dibawa ke base camp untuk melakukan cek peralatan. Sarapan pagi
sudah disiapkan, semua dalam posisi siap dan bersama – sama sarapan. Setelah
sarapan waktunya mendokumentasikan kegiatan dengan latar tebing dan kubah
anakan Kelud. Jam 11.00 berangkat kembali menuju lokasi tebing dengan membawa
peralatan pemanjatan untuk melakukan pemanjatan sport.
Ceklist alat setelah pemanjatan artificial |
Pemanjatan spot dimulai, tepatnya disamping “jalur metro” yang dibuat kang
tedy. Dengan pemanjat pertama arif dengan belayer anwar. Setelah semua pengaman
terpasang (quick draw), kemudian dilanjut dengan pemanjat selanjutnya tengu,
anwar, cebong,dan ditemani kang sengkuni & mb’ tuki. Sempat terjadi accident
ketika akan dilakukan clening, “Rock..Rock..” teriak arif kepada anwar
sebagai belayer. Sebuah batu seukuran kepala orang dewasa jatuh karena batuan
yang dipegang arif labil. Batu pun sempat dihindari, tetapi mengenai sedikit
paha kanan belayer. Memang karakteristik tebing sumbing merupakan batuan
andesit, dan batuan yang labil. Sehingga, perlu kehati-hatian dalam melakukan
pemanjatan.
Pemanjatan Sport Jalur Metro |
Kemudian akan dilakukan pemanjatan selanjutnya, tetapi tiba-tiba kabut datang
menyelimuti tebing, maklum letak tebing berada di daerah pegunungan. Sehingga
kami memutuskan untuk turun dan mengakhiri pemanjatan. Setelah ceck dilakukan, sambil menunggu hujan
reda kami semua memutuskan untuk menikmati kopi diwarung Bu. Tomo. Senda gurau,
cerita mengenai pengalaman, serta pelajaran, semua tertuang disore itu.
ditemani rintik hujan dan segelas kopi yang tentunya nikmat sekali apalagi
disaat suasan a yang dingin.
Foto bersama Mapala Pelita UNP Kediri |
Anak Gunung Kelud tahun 2012 |
Oleh : Anton Giri Sadewa B 1070