Selasa, 24 Januari 2012

Pemanjatan Tebing Sumbing Gn Kelud Kediri


Mapala UNY, Madawirna

    Sore hari tanggal 14 Januari 2012 terdengar riuh suasana hangat yang tercipta maklumlah semua warga berkumpul, kebetulan ada arisan purna jadi tambah penuh sesak ruangan sekretariat Madawirna tercinta, beberapa sibuk ngobrol, nyiapin alat panjat (rencana manjat di parangndog 15-16 Januari), diskusi, dan main laptop. Terselip obrolan mengenai panjat, tidak lepas dari bayangan teman – teman komunitas panjat untuk mencapai sesuatu yang tinggi dalam periode kepengurusan 2011 – 2012. Diambil sebuah laptop dengan media wifi uny mencari data tebing (awalnya sekedar iseng aja), akhirnya muncul di layar tebing sumbing yang menjulang indah, semua mata tertuju pada layat laptop, tidak hanya mata, keteguhan semangat dan target pencapaian komunitas terikat pada tebing ini. “Ok kawan kita patok tebing ini sebagai pencapaian target periode kepengurusan ini” ujar anwar (kadiv RC), dilanjutkan mencari data secukupnya dan tanggal 21 – 24 Januari 2012 direncanakan untuk survei ke lokasi. Persiapan menuju Kediri pun di mulai, dari transportasi, tempat singgah, perizinan, biaya dan tak lupa alat pemanjatan.
     Sabtu 21 Januari 2012 pagi jam 05.00 tepat. Anton, Anwar dan Arif (3A) berangkat menuju stasiun lempuyangan diantar oleh kang Sulaiman, mbokde Ncus dan Adinda Item. Setelah sebelumnya persiapan alat yang akan dilakukan untuk pemanjatan, persiapannya memang tak memakan waktu yang lama. Mungkin karna sudah terbiasa, stelah semua ter”packing”dengan rapi maka siaplah sudah persiapan kita. Dengan kocek Rp.38.000, Kahuripan (nama kereta api) menyuguhkan fasilitas tempat duduk, toilet, tempat barang, dan cuci mata menuju Kediri . Sampai di Kediri jam 12.00 WIK (waktu Indonesia Kediri) dan dijemput tuan rumah Mapala Pelita (UNP Kediri) dengan fasilitas jok motor dan selamat sampai sekertariat Mapala Pelita. Sesampainya di lokasi disuguhi pemandangan aktifitas kampus dan 3 cangkir kopi hitam panas didampingi rokok, ngobrol ngalor ngidul dan saling berkenalan. Bosan di dalam ruangan ganti posisi di teras dimeriahkan suara lantunan lagu reage. Sampai sore menjelang kami habiskan bercengkrama dengan anggota tuan rumah. Belum berhenti disitu, malam hari diajak ke simpang lima kediri dengan tengu, cebong dan laos, dilanjutkan ke tempat kopian dermaga (tepi sungai Brantas), tidak terasa sudah jam 01.00 dini hari dan kami putuskan untuk kembali ke sekertariat.
    Minggu 22 Januari 2012 pagi pukul 09.00 WIB kami mempersiapkan peralatan dan logistik untuk 2 hari kedepan untuk  mencoba salah satu jalur di tebing Sumbing, tepatnya di desa sugihmulyo, kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Tepat pukul 10.00 berangkat bersama dengan menghabiskan waktu 1 jam perjalanan dengan kendaraan motor. Pukul 11.00 kami tiba sampai di pos retribusi objek wisata gunung kelud dengan biaya perorang Rp.5000 dan permotor Rp.1000, tak lupa karena kita melakukan kegiatan pemanjatan sehingga sebelumnya sudah mendapatkan surat rekomendasi dari FPTI Kediri yang akan diserahkan ke petugas objek wisata gunung Kelud. Dari pos retribusi sampai di area objek wisata tak bosan mata ini memandang keindakan alam dan hijaunya kebun nanas.
    Sampai di tempat parkir didampingi teman – teman Mapala Pelita menuju camping ground, sebelumnya melewati terowongan dan sampailah di lokasi camping ground. “Tak kira ki adoh he” ujar arif, memang ternyata tidak lebih dari 10 menit perjalanan. Lokasi tebing ini tepat di sisi selatan gunung anakan Kelud yang muncul pada tahun 2007 dan bisa dilihat dengan jelas dari camping ground. Pukul 12.00 istirahat sejenak dilanjutkan beberapa orang ormed beberapa tempat yang akan dijadikan jalur pemanjatan artifisial, target untuk survei kali ini cukup 1 pitc dan flying camp 1 malam saja. Dimulai dengan aplikasi tahapan pemanjatan di bawah tebing dengan leader Anwar dan cleaner Arif sedang Anton stanby di bawah tebing, hujan rintik mulai turun saat sore hari kebetulan leader sudah selesai buat jalur dan memasang pengaman di pitc satu (sekitar 50 meter), cleaner meneruskan pemanjatan, semua pemanjat di pitc satu dan transfer logistik mulai dilakukan setelah selesai Anton bersama teman–teman Mapala Pelita turun ke camping ground. Malam hari mulai menyelimuti dan suasana terus ditimpa hujan dan angin yang cukup kencang, pemanjat (anwar dan arif) sudah cukup aman dengan peralatan yang tersedia sementara team di camping ground terus mengawasi. Angin kencang serta rintikan hujan yang tak kunjung berhenti membuat pemanjat di pitch 1 merasakan dingin yang sangat luar biasa. Malam pun terasa lama dan tak kunjung datang pagi.
    Senin pagi jam 07.00 pemanjat (anwar & arif) mulai turun, semua peralatan pemanjatan dibawa ke base camp untuk melakukan cek peralatan. Sarapan pagi sudah disiapkan, semua dalam posisi siap dan bersama – sama sarapan. Setelah sarapan waktunya mendokumentasikan kegiatan dengan latar tebing dan kubah anakan Kelud. Jam 11.00 berangkat kembali menuju lokasi tebing dengan membawa peralatan pemanjatan untuk melakukan pemanjatan sport.
Mapala UNY, Madawirna
Ceklist alat setelah pemanjatan artificial
     Pemanjatan spot dimulai, tepatnya disamping “jalur metro” yang dibuat kang tedy. Dengan pemanjat pertama arif dengan belayer anwar. Setelah semua pengaman terpasang (quick draw), kemudian dilanjut dengan pemanjat selanjutnya tengu, anwar, cebong,dan ditemani kang sengkuni & mb’ tuki. Sempat terjadi accident ketika akan dilakukan clening, “Rock..Rock..”  teriak arif kepada anwar sebagai belayer. Sebuah batu seukuran kepala orang dewasa jatuh karena batuan yang dipegang arif labil. Batu pun sempat dihindari, tetapi mengenai sedikit paha kanan belayer. Memang karakteristik tebing sumbing merupakan batuan andesit, dan batuan yang labil. Sehingga, perlu kehati-hatian dalam melakukan pemanjatan.
Mapala UNY, Madawirna
Pemanjatan Sport Jalur Metro
   Kemudian akan dilakukan pemanjatan selanjutnya, tetapi tiba-tiba kabut datang menyelimuti tebing, maklum letak tebing berada di daerah pegunungan. Sehingga kami memutuskan untuk turun dan mengakhiri pemanjatan. Setelah ceck dilakukan, sambil menunggu hujan reda kami semua memutuskan untuk menikmati kopi diwarung Bu. Tomo. Senda gurau, cerita mengenai pengalaman, serta pelajaran, semua tertuang disore itu. ditemani rintik hujan dan segelas kopi yang tentunya nikmat sekali apalagi disaat suasan a yang dingin.

Mapala UNY, Madawirna


Mapala UNY, Madawirna

Mapala UNY, Madawirna
Foto bersama Mapala Pelita UNP Kediri

Mapala UNY, Madawirna
Anak Gunung Kelud tahun 2012

Oleh : Anton Giri Sadewa B 1070