Musyawarah Warga Madawirna XXXII

Suasana Musyawarah Warga Madawirna XXXII

Tebing, Tuhan dan aku

Pemandangan dari pitch 2 tebing parangndog

Pantai

Salah satu pantai barisan pantai yogyakarta selatan

Jalan Terjal

Perjalanan turun dari Kawah Gunung Sumbing

Semburat Cahaya

Pos 7 Gunung Slamet via Bambangan

Senin, 05 Desember 2016

Mengobati Rindu Belaian Tebing

Minggu pagi, 5 November 2016 sekretariat Madawirna tak biasanya sudah cukup ramai. Penghuninya  yang biasanya malas bangun pagi kini sudah bersiap di depan bolder untuk beraktivitas. Pasalnya dua divisi akan berpamitan untuk kegiatan lapangan pagi ini, yaitu divisi Arung Jeram ke Sungai Elo dan Panjat Tebing ke Tebing Prang Endog.
               
                Tepatnya pukul 07.00 WIB Mimin, Mas Gondes, Windy dan Son berpamitan kemudian berangkat menuju Parang Endog. Kami berencana untuk melakukan pemanjatan artificial multipitch di Crack Besar sampai Top, dengan personil pemanjat Mimin, Mas Gondes dan Windy, sedangkan Son sebagai tim darat gabut yang menemani kami. Satu jam kemudian kami sampai di lokasi pemanjatan, crack besar. Ah, rindu sekali aroma ini. Aroma semak belukar khas di sekitar tebing. Sudah hampir 4 bulan tidak bertemu tebing. Tebing karst Parang Endog masih terlihat gagah seperti biasanya. Tanpa membuang waktu kami langsung mengeluarkan alat untuk di cek list.
         


                Karena perut sudah memberi kode-kode dan pemiliknya peka, kami menyantap sarapan dahulu. Sekitar pukul 9 kami memulai pemanjatan menuju pitch 1 dileaderi Mimin, second man Windy, dan cleaner mas Gondes. 

               Pukul 11.30 kami bertiga sampai di pitch 1 dan memasang simpul-simpul di pengaman pitch. Kami beristirahat sejenak di pitch 1, yang memiliki area luas dan disuguhi pemandangan pantai yang Masha Allah luar biasa indah lukisan Tuhan iniii.
 



                Tak beberapa lama, pukul 11.50 kami melanjutkan pemanjatan menuju pitch 2. Masih dengan leader Mimin, second man Windy dan cleaner mas Gondes. Pemanjatan menuju pitch 2 tingkat kesulitannya lebih tinggi karena terdapat hang (tebing dengan tingkat kemiringan 45derajat) di beberapa bagian. Hampir pukul 15.00 semua personil sampai di pitch 2 dengan selamat. Kemudian kami memakan bekal yang kami bawa dengan tas ransel. Area pitch 2 berada di crack yang cukup besar. Dapat digunakan untuk beristirahat sejenak dengan nyaman tetapi tidak seluas area pitch 1. Pemandangan yang disuguhkan …….. (tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata).
            


                Hari semakin malam, untuk menuju top kami harus melalui pitch 3, naik sedikit lagi baru sampai top. Perkiraan waktu kami sampai di top saat hari sudah gelap. Dengan banyak pertimbangan, atas dasar keselamatan, walau rasanya sungguh kecewa belum bisa sampai top, keputusan terbaik adalah turun.
                Dengan dileaderi mas Gondes kami memulai perjalanan turun. Kami memilih jalur ‘mlipir’ kanan, menyusuri crack kemudian sampai di sebelah tebing welcome. Setelah menurunkan Mimin dan Windy, mas Gondes menggunakan 2 buah hanger yang terdapat di sebelah tebing welcome untuk membuat instalasi simpul lepas. Matahari sudah benar-benar tenggelam, hanya gelap yang tersisa dengan beberapa alat sumber cahaya yang kami bawa. Mas gondes masih dalam perjalanan turun. Kami menunggu dengan perasaan cemas dan banyak berdo’a. Akhirnya mas Gondes sampai di dasar tebing, kami segera melakukan ceklist alat dan packing alat.
                Kami bergegas menuju parkiran dan melakukan perjalanan pulang. Syukur alhamdulillah pemanjatan hari ini berjalan lancar. Kami sampai sekre pukul 21.00 dan mencuci alat-alat pemanjatan


Ditulis oleh : Mimin B-1132

Kamis, 01 September 2016

Mendebarkan!! Madawirna Rope Jump Display UKM 2016

Rope Jump merupakan salah satu kegiatan yang memacu adrenalin. Sesuai namanya yang artinya melompat dengan tali, lebih tepatnya terjun dengan tali. Hampir sama dengan Bungee Jumping, tetapi menggunakan tali dinamis. Pada kesempatan kali ini di lakukan di Gor UNY dalam acara Display UKM 2016. Lets See!!

Rabu, 31 Agustus 2016

Mencari Madawirna MADAWIRNA in EXPO UKM 2016

Expo UKM merupakan salah satu kegiatan dalam rangka OSPEK UNY, sebagai wadah bagi UKM untuk memperkenalkan kegiatannya. Lah, ini kenapa madawirna dicari. wah wah.. yuk diliat videonya.

Rabu, 24 Agustus 2016

Opening Video Display UKM Madawirna 2016

Senin, 15 Agustus 2016

Hidden Paradise di Ujung Timur Pantai Selatan Gunung Kidul

Hangatnya terik matahari di siang hari waktu itu, tanggal 9-11 Agustus 2016 tidak menyurutkan semangat kami yang terdiri dari saya (Inggit), Mbak Beluk (Diah), serta 2 orang purna warga Mas Krisna dan Mas Coy menuju pesisir timur Gunung Kidul untuk berkegiatan susur pantai. Pukul 13.00 WIB kami berangkat dari rumah Mas Krisna yang bertempat di Jl.Wonosari KM 9 menuju Pantai Sadeng. Kami sampai di Pantai Sadeng pukul 15.30 WIB. Kapal-kapal nelayan serta kapal patroli yang berjajar rapi di bibir pantai menambah keindahan pantai ini, ditambah mercusuar yang berdiri gagah serta batu-batu semen pemecah ombak yang tersusun rapi. Tidak lupa, disini kami mengabadikan keindahan pantai ini serta beristirahat sejenak sambil menikmati segarnya es teh.

Mercusuar di pantai Sadeng

Pukul 16.00 WIB kami menyudahi menikmati keindahan Pantai Sadeng dan melanjutkan perjalanan menuju pantai-pantai indah lainnya. Kami menuju Pantai Krokoh. Jalan menuju pantai ini membuat kami seperti di arena off-road. Pukul 16.30 WIB kami sampai di SongBanyu tepatnya di rumah Bapak Suparmo guna menitipkan motor karena kami akan menyusuri pantai selama 3 hari 2 malam. Dari rumah beliau, kami berjalan kaki selama setengah jam untuk sampai di Pantai Krokoh. Sesampainya di Pantai Krokoh, tak seorangpun disana, melainkan hanya kami berempat. Pemandangannya sungguh indah. Perpaduan antara pasir pantai, batu-batu, tebing, tumbuhan-tumbuhan pantai serta deburan ombak sangat memanjakan mata kami, ditambah suasana sore hari yang teduh seketika menghilangkan rasa lelah kami. Pantai ini benar-benar masih “perawan”, tak ada tanda-tanda kehidupan manusia disini. 

Welcome to private beach mbrong.. 
Penampakan Pantai Krokoh
Iki lho sing jenenge vitamin sea.

Setelah tekagum dengan keindahan pantai ini, kami membangun dome lalu masak, tidak lupa hammock-hammock dipasang untuk bersantai dan untuk tidur. Setelah masakan matang, kami langsung makan malam ditemani bulan, bintang-bintang dan suara ombak. Malam itu begitu indah sehingga membuat kami enggan untuk melewatkannya sehingga kami tidur larut malam. Disana, kami menikmati malam dengan menikmati hangatnya kopi, susu, serta hangatnya wejangan-wejangan yang diberikan para purna kepada saya dan mbak beluk. 


Anak wedok lagi nginjek-injek balungan tua bapake
         Malam semakin larut dan indah, bintang semakin banyak, ombak semakin pasang, dan bulan semakin terang, tapi apalah daya saya sudah sangat mengantuk sehingga saya masuk dome dan tidur.
Matahari sudah memancarkan sinarnya, lalu kami masak kemudan makan dan packing untuk melanjutkan perjalanan. Pukul 10.00 WIB kami memulai perjalanan menuju pantai selanjutnya. Kami berjalan ke arah timur melewati ladang warga dan memutari bukit. Tak ada 15 menit kami sampai di Pantai Jujugan, tetapi kami hanya diatasnya karena pantai ini sangat kecil dan tidak ada akses untuk ke bibir pantai. Selanjutnya, kami berjalan lagi ke arah timur memutari bukit dan melewati ladang warga. Di perjalanan menuju pantai selanjutnya, kami menemukan enter gua cukup besar lalu kami eksplore dan ternyata hanya chamber.

Mulut Gua tampak depan

Tak jauh dari situ, kami menemukan pohon besar yang indah, banyak bunganya, pohon itu bernama pohon dadap. Dari pandangan kami terlihat 3 pohon dadap besar berjajar lurus dan pohon ini dikenal sebagai batas antara Gunung Kidul dan Wonogiri, disini juga terdapat tugu kecil pembatas 2 wilayah tersebut.


Pohon Dadap
Tugu Batas Propinsi DIY-Jateng

Tidak lama kemudian kami sampai di Pantai Dadapan. Pantai ini juga masih “perawan”, kami disini hanya bertemu dengan 2 orang yang sedang memancing, tak ada wisatawan satupun. Pantai ini sungguh menawan dengan batu-batu indah yang terkikis ombak, pasir yang sangat bersih, dan ombak yang besar. Siang itu sungguh panas sehingga kami beristirahat sejenak dengan berteduh di pohon dan menikmati segarnya jeruk serta memandang pemandangan pantai dadapan yang menakjubkan.\


Cantik dan manisnya Pantai Dadapan

Setelah cukup menikmati pantai ini, kami melanjutkan perjalanan. Tak sampai 10 menit kami sampai di Pantai Banyu Kesirat. Akses menuju bibir pantai ini lumayan menantang, tetapi pemandangan yang disuguhkan sungguh menawan..

Terlalu indah jika hanya melewatinya, lungguh-lungguh sik lah.... * Pantai Banyu kesirat

Setelah itu kami berjalan lagi ke timur, memutari bukit dan 20 menit kami sampai di Pantai Klokop. Di pantai ini terdapat bangunan yang sepertinya dulu bekas dermaga, di pantai ini kami beristirahat sejenak sambil menikmati segarnya air kelapa muda hasil panjatan Mas Coy. Setelah itu, kami berjalan ke timur menaiki bukit, dan kami melihat ada bangunan tak beratap di atas bukit. Setelah sampai di atas bukit, kami menemukan lantai berkeramik yang cukup besar dan cocok untuk beristirahat. Disana terlihat jelas bukit-bukit hijau yang tersusun indah, pantai Klokop dan Pantai Sembukan, serta birunya laut lepas. Sungguh indah ciptaan Tuhan. Rasanya ingin berlama-lama di tempat itu.

Add caption
Lukisan Tuhan memang lebih dari indah... * pantai Sembukan

Kemudian kami menuju Pantai Sembukan. untuk menuju Pantai ini aksesnya sangat mudah, sudah ada tangga yang tersusun rapi menuju bibir pantai. Pukul 15.00 WIB kami sampai di pantai Sembukan. Pantai ini sudah merupakan tempat wisata, fasilitasnya pun sudah lengkap. Kami langsung beristirahat sambil menikmati segarnya es teh di warung. Sambil beristirahat, kami menikmati music yang diciptakan dari benturan ombak dengan tebing, dan angin yang membuat saya terlelap. Tak terasa sudah pukul 16.30 WIB dan karena tidak ada tempat yang recommended untuk membangun dome di dekat bibir pantai maka kami menuju taman yang luasnya cukup lebar tetapi disini tidak dapat melihat pantai. Disini kami masak-masak dan barbequean bermodalkan sosis toples dan kecap. Karena disini memungkinkan untuk memasang beberapa hammock dan dekat tempat berteduh maka kami tidak mendirikan dome.

Dome gak ada esensinya disini. Hihihi

Setelah makan, saya tiduran di hammock sambil menikmati indahnya bintang-bintang yang indahnya sama seperti bintang-bintang yang saya lihat di Pantai Krokoh. Saya dan mbak Beluk tiduran di hammock sementara Mas Krisna dan Mas Coy mengobrol sambil ngopi dan ngrokok. Tak terasa saya tertidur dan terbangun sekitar tengah malam, terlihat Mas Krisna, Mas Coy, dan seorang bapak tua sedang mengobrol asik. Entah apa yang mereka obrolkan, pastinya obrolan senior yang mungkin saya belum paham. Hehe. Di pagi harinya, kami berencana ingin masak tapi apa daya air kami habis dan harus menunggu warung buka. Karena sudah sangat lapar, terpaksa kami memasak mie dengan air laut, dan rasanya lumayan membuat kami jadi lebih melek karena asinnya mie yang kami masak. Setelah menunggu lama, akhirnya warung buka dan kami memborong air yang ada di warung tersebut. Kemudian kami memasak masakan yang benar-benar masakan. Setelah makan, kami packing dan kembali ke Pantai Krokoh kembali. Kami berangkat pukul 11.00 WIB dari Pantai Sembukan, berjalan dan sampai di Pantai Klokop pukul 11.15 WIB. Setelah melewati Pantai Jujugan, ada 2 cabang, 1 ke arah Pantai Krokoh dan yang 1 ke arah yang dilihat dari jauh terlihat keindahan yang sayang sekali kalau tidak dikunjungi. Lalu kami kesana. Setibanya disana, terlihat batu karang yang besar-besar yang bisa kami pijak dan dari situ terlihat hamparan laut luas dan pantai Jujugan.

Surga dunia banget kan mbrong....* Pantai Jujugan
Lihat deh, jadi bumi itu datar atau bulat..? wkwk
                 
        Lumayan lama kami menikmati indahnya ciptaan Tuhan di tempat itu. Setelah puas, kami melanjutkan perjalanan pulang. Kami sampai di rumah pak pukul WIB, beristirahat sebentar sambil jagongan dengan tuan rumah lalu pulang menuju secretariat tercinta Madawirna. Susur pantai kala itu membuat saya pribadi bangga menjadi warga Yogyakarta yang memiliki surga-surga tersembunyi, dan saya sebagai pecinta alam berharap siapapun yang mengunjungi surge-surga tersebut selalu menjaga keperawanan lingkungannya dan saya sangat bersyukur diberi kenikmatan oleh Allah SWT dapat merasakan indahnya surge-surga dunianya. Salam lestari.

Oleh: Inggit Rachmawati (B-1146)


Sabtu, 27 Februari 2016

Selamat Menempuh Hidup Baru Yitro Ragil Wibowo, S.Pd.


Dari total 1.047 orang lulusan yang diwisuda oleh Rektor UNY pada periode Februari ini, salah seorang di antaranya adalah Warga Madawirna. Yaitu Yitro Ragil Wibowo B-1095, Warga Madawirna angkatan 2010. Setelah selama tepatnya 5,8 tahun kuliah di UNY, hari ini akhirnya diwisuda sebagai sarjana pendidikan dari prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. 

Selamat wisuda. Selamat menempuh hidup baru...

Aku wisuda mbrong...


"Akhirnya kamu lulus le, sini peluk kakak"

Momen wisuda adalah salah satu momen bahagia yang wajib dibagi seperti ini. 

Inframe: Warga Madawirna angkatan 2010
"Cepat menyusul teman-teman"

Disiram air bunga sama pak Ketum




Rabu, 24 Februari 2016

PEMBEKALAN PENGURUS MADAWIRNA MASA BHAKTI 2016

PEMBEKALAN PENGURUS MADAWIRNA MASA BHAKTI 2016
13-14 Februari 2016 di Pantai Goa Cemara

Sabtu pagi yang cerah di sekretariat Madawirna, kami bersiap-siap untuk menuju ke Pantai Goa Cemara. Ada yang sedang packing, ada yang sedang persiapan alat dan bahan untuk usaha dana, ada juga yang bercengkrama dengan sesama keluarga Madawirna. Setelah selesai persiapan, kami pun Upacara Pembukaan. Jam menunjukkan pukul 11.00 WIB dan Upacara Pembukaan telah selesai, Lalu kami yang terdiri dari Warga Baru, Pengurus Madawirna 2016, dan Warga Aktif lainnya menuju ke lokasi Pembekalan Pengurus yaitu di Pantai Goa Cemara. Di perjalanan, kami diguyur hujan yang sangat deras. Sesampainya di Pantai Goa Cemara pukul 14.00 WIB, kami prepare untuk berjualan dalam rangka latihan usaha dana lalu berjualan di lingkungan pantai. Ada yang berjualan lotis, pisang coklat, roti bakar, jus, dan lain-lain. Tak terasa sudah pukul 16.00 WIB, mas Ismu atau yang akrab dipanggil mas Kompleh (Ketua Demisioner Madawirna 2014-2016) mengisi materi tentang proker. Setelah diberi materi, tak hanya Pengurus tetapi Warga Baru pun diminta mas Kompleh untuk latihan pembuatan proker. Jam menunjukkan pukul 18.00 WIB dan kami istirahat untuk shalat dan makan. Ada kelompok yang masak-masak, ada juga yang membeli makanan. Setelah perut kami diisi dengan gado-gado, nasi padang, ada juga nasi ayam, kami melanjutkan membuat proker sampai pukul 19.30 WIB. Jam setengah 8, kami mempresentasikan proker yang kami buat. Saat kelompok pertama belum selesai menyampaikan prokernya, beberapa warga yang terdiri dari mbak Item, mbak Nanut, mbak Iyut, mas Coy, mas Krisna, mas Aming, dan om Yoyok datang. Setelah semua kelompok menyampaikan proker-proker yang dibuat, kami memutuskan untuk ice breaking karena kondisi kami yang mulai mengantuk. Ice breaking yang dipimpin oleh mas Aming sangat membuat kami refresh kembali. Lalu kami melanjutkan rangkaian Pembekalan, yaitu presentasi Bussines Plan yang telah dibuat sebelumnya oleh Pengurus yang dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompok mempunyai Bussines Plan yang sangat baru, inovatif, dan menarik meski terdapat sedikit kekurangan. Karena seperti ibarat pepatah, ‘tak ada gading yang tak retak’. Malam pun makin larut, kondisi kami mulai lelah dan mengantuk. Lalu mas Kompleh memberi waktu 15 menit untuk istirahat. Setelah kami istirahat yang lumayan merefreshkan badan, mas Kompleh mengumpulkan kami kembali. Mas kompleh membagi kami menjadi 2 kelompok, yaitu Warga Baru dan Pengurus untuk sesi sharing. Warga Baru ditemani oleh mas Coy, mas Krisna, dan om Yoyok. Sedangkan Pengurus ditemani oleh mas Aming, mbak Item, mbak Nanut, dan mbak Iyut. Sesi sharing Warga Baru berlangsung sangat seru, disini kami diminta untuk menyampaikan uneg-uneg dan keinginan kami untuk Madawirna kedepannya, dan purna membagi pengalamannya sewaktu menjadi warga aktif Madawirna yang sangat menginspirasi kami para Warga Baru. Tak lama kemudian, dua orang purna datang, yaitu Mas Bungsu dan Mas Budi. Jam menunjukkan pukul 01.00 WIB dan sharing ditutup. Kami Warga Baru langsung tidur karena sudah sangat mengantuk, sedangkan beberapa Purna masih bercengkrama dengan beberapa Pengurus yang belum tidur. Malam itu sangat seru dan bermanfaat, baik bagi Pengurus maupun Warga Baru.
Matahari pun mulai memancarkan sinarnya, beberapa dari kami sudah terbangun, ada yang masak, mandi, ngopi-ngopi, dan ngobrol. Pukul 07.30 WIB kami memulai kembali rangkaian kegiatan pembekalan Pengurus. Dipimpin oleh mbak Item, kami melakukan pemanasan lalu persiapan untuk bersih pantai. Kegiatan ini biasa dilakukan oleh kami. Di sana, bukan hanya kami yang memunguti sampah-sampah pantai, tetapi kami mengajak para wisatawan untuk ikut serta memunguti sampah disekitar tempat mereka sedang bersantai. Tentu saja, tujuannya supaya mereka lebih menjaga lingkungan alam ini. Matahari mulai terik dan kantong sampah kami sudah penuh, kami memutuskan untuk istirahat. Ada yang tiduran, mengobrol, ada juga yang berfoto-foto. Lalu kami kembali ke pendopo Pantai Goa Cemara. Sesampainya disana, kami istirahat, ada yang tiduran di hammock, duduk-duduk di hammock, ada juga yang foto-foto. Setelah melepas lelah sampai pukul 10.00 WIB, kami membuat makanan-makanan kecil yang akan kami jual di sekitar lingkungan Pantai Goa Cemara, dalam rangka latihan usaha dana. Ada yang membuat lotis, roti bakar, dan lain-lain. Setelah selesai membuat makanan yang akan dijual, kami lalu berjualan. Ada yang berjualan di terminal, rumah warga sekitar pantai, dan ada juga yang di Pantai Goa Cemara. Dengan berjualan ini kami belajar tentang berwirausaha. Panitia memberikan waktu sampai pukul 13.00 WIB untuk berjualan, tetapi sebelum pukul 13.00 WIB kami sudah bisa menjual semua barang dagangan kami. Lalu pukul 13.30 WIB kami beres-beres, packing. Setelah itu, kami laporan usaha dana. Kelompok Mimin and the Lovers mendapatkan laba yang paling banyak yaitu Rp. 433.000,00 dan memenangkan challenge usaha dana. Lalu sesuai kesepakatan, kelompok lain harus memberi semua labanya kepada kelompok yang memiliki laba paling banyak. Kegiatan usaha dana ini bertujuan untuk menyiapkan bukan hanya pengurus, tetapi Warga Baru juga untuk memiliki skill berwirausaha yang pastinya bermanfaat bagi Madawirna dan kehidupannya masing-masing. Setelah itu, kami persiapan pulang. Pukul 14.30 WIB kami bersama-sama menuju sekretariat tercinta, sekretariat Madawirna. Pukul 16.00 WIB rombongan sampai dengan selamat di sekretariat Madawirna.
2 hari itu sangat menyenangkan dan bermanfaat. Dengan pembekalan ini, diharapkan Pengurus Madawirna dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan membawa Madawirna keaarah yang lebih baik. Selain itu, pembekalan ini memberi gambaran kepada Warga Baru tentang bagaimana membuat proker, usaha dana, dan lain-lain yang tentunya bermanfaat. Karena Warga Baru adalah generasi penerus Madawirna. Dan juga kegiatan ini dapat lebih mengakrabkan antar Warga Aktif, dan Warga Aktif dengan Purna warga.

Oleh: Inggit Rachmawati (WB-1509)



Pemanasan dulu sebelum mulai kegiatan


Beach Soldier: warga Madawirna sedang mengajak pengunjung Pantai Goa Cemara untuk bersih pantai


beach soldier