Salam Lestari, jangan sampai ketinggalan dalam pendaftaran MADAWIRNA 2015, bagi kalian yang merasa tertantang mengikuti kegiatan yang gak biasa di ajarkan dikelas, belajar tentang kehidupan dengan Alam seperti Arung Jeram, Mendaki Gunung, Panjat Tebing Dan Susur Goa. Pendaftaran buka mulai 25 Agustus 2015 sampai 27 September 2015. Pendaftaran buka 24 jam di depan Papan panjat Madawirna, Student Center.
Musyawarah Warga Madawirna XXXII
Suasana Musyawarah Warga Madawirna XXXII
Tebing, Tuhan dan aku
Pemandangan dari pitch 2 tebing parangndog
Pantai
Salah satu pantai barisan pantai yogyakarta selatan
Jalan Terjal
Perjalanan turun dari Kawah Gunung Sumbing
Semburat Cahaya
Pos 7 Gunung Slamet via Bambangan
Rabu, 02 September 2015
Sabtu, 15 Agustus 2015
COMING SOON, Tunggu Tanggal Mainee
By madawirna Sabtu, Agustus 15, 2015
Hallo, Salam Buana !!! Salam Lestari !!! Selamat Datang Pula Mahasiswa Baru 2015. selamat bergabung sebagai keluarga UNY. bertepatan dengan tahun ajaran baru, maka UKM MADAWIRNA kembali membuka kesempatan untuk menerima warga baru 2015. Bagi Kamu-kamu yang berminat dan tertantang untuk belajar lebih banyak tentang kepencinta alaman terus pantengi Info-info MADAWRIRNA yah..
thanks :)
Sabtu, 04 Juli 2015
Memanfaatkan Waktu Luang Untuk Hal Positif...!!!
Kali ini kami tidak akan menuliskan materi atau kegiatan dengan persiapan dan perencanaan yang panjang seperti biasanya, tapi kali ini kami akan bercerita tentang waktu luang yang kami miliki pada tanggal 3 Juni 2015 tepatnya pukul 21.00.
Jadi ceritanya sore hari tanggal 3 Juli 2015 yang kebetulan bertepatan dengan 15 Ramadhan 1436, kami mengadakan buka bersama seperti hari-hari sebelumnya, memang sudah jadi budaya di Madawirna setiap bulan Ramadhan selalu mengadakan buka bersama setiap harinya dimana yang memberikan takjil adalah semua warga, baik yang masih aktif maupun yang sudah alumni (purna warga). sebenernya sih cuma akal-akalannya warga yang masih aktif aja biar dapet makan gratis...hehe maklum mahasiswa rantau.
Oke terlepas apapun alasan kami mengadakan takjil, hal positif yang dapat diambil dari kegiatan tersebut kami jadi bisa lebih dekat dengan pendahulu-pendahulu kami di Madawirna, hanya saja pada bulan ramadhan kali ini sedikit terasa lebih sepi tidak seperti tahun lalu karena mungkin tahun lalu bulan ramadhan bertepatan dengan pesta sepakbola terbesar yaitu piala dunia, jadi setiap malam selalu ada hal yang kami nantikan sambil menunggu sahur. Dan lagi yang membuat hari ini lebih sepi karena warga Madawirna sudah banyak yang pulang kerumah masing-masing, mungkin hanya tersisa setengah dari biasanya.
Kembali lagi ke takjil, walaupun warga yang masih tertinggal di sekret tinggal segelintir orang, kami tetap melakukan buka bersama. Singkat cerita, setelah berbuka puasa dan terdengar adzan isya biasanya di gubug derita (tempat nongkrong anak-anak Madawirna tepat didepan sekret) lebih sepi lagi karena kebanyakan anak-anak melakukan sholat taraweh, ada yang ke masjid ada juga yang sholat di dalam sekret dan selalu secara otomatis gubug derita akan kembali rame pada pukul 20.30, entah saya juga kurang tahu apa yang membuat gubug derita kami memiliki medan magnet yang begitu besar sehingga selalu saja dapat membuat kami merasa nyaman duduk disana hanya untuk berbincang-bincang dan bersenda gurau.
Na'asnya ketika saya datang seperti biasanya pukul 20.30 di gubug tercinta hanya terlihat empat kepala manusia yaitu ismu (ketum) dan jomblo yang merupakan warga aktif dan yang dua lagi adalah mas opisar (alumni angkatan 80an) dan anaknya yang kebetulan mampir karena sedang mencari universitas untuk melanjutkan studinya, dan ternyata warga yang lain sedang mengikuti materi SAR yang diadakan Sekber PPA DIY di mapala UPN. Tak lama setelah itu mas opisar dan anaknya pulang ke penginapan untuk istirahat, pada saat itu juga saya berpikir "mau ngapain malam ini?" belum sempat mendapat ide untuk mengisi waktu, mendadak terdengar ajakan dari ismu untuk bermain tali dan tanpa ragu ismu langsung mengajak jomblo untuk mengambil alat di dalam sekret, maklum ketum memang harus bisa membaca kondisi dan berpikir serta bertindak lebih cepat dari anggotanya.
Tak lama setelah itu ismu dan jomblo keluar dengan membawa alat yang dibutuhkan untuk kami bermain dan merefresh materi tentang tyrolean sloopy. Tanpa menunggu lagi kami langsung memasang lintasan tyrolean sloopy dibantu tumimin dan son yang merupakan warga muda angkatan paling baru. Setelah lintasan terpasang akhirnya kami mencoba lintasan satu persatu sampai akhirnya warga yang mengikuti materi SAR pulang dan bergabung untuk menambah ramai suasana malam itu. Asyiknya bermain tali membuat kami lupa waktu dan sampai tulisan ini di ketik tepatnya pukul 01.30 masih saja ada yang berlatih.
Hal semacam ini yang selalu membuat saya tidak bosan-bosannya berada di lingkungan ini. seakan-akan tidak ada kata mati gaya buat kami dan selalu ada kegiatan positif yang dapat dilakukan ketika kami sedang bosan dan memiliki waktu luang, sampai kadang rasanya tidak ingin beranjak dari lingkungan yang seperti ini...Trimakasih Madawirna, terus isi waktu luang dengan kegiatan positif dan MAJU TERUS PANTANG MUNDUR !!!
Oleh : B-1091
Selasa, 30 Juni 2015
Ramadhan Fun Climbing On Parangdog
Rasa-rasanya tebing parangdog menjadi
milik kami, ketika tepatnya puasa hari ketiga lalu kami ‘pertama kali’
berkegiatan disana, karena tidak ada kelompok pemanjat lain. Kami sebut
‘pertama kali’ karena itu adalah kali pertama kami, warga muda paling baru,
yang memilih menggeluti divisi ini melakukan kegiatan pemanjatan pertama. Warga muda baru divisi panjat tebing itu ada
3 manusia yaitu Brigita B-1128, Heni B-1131 dan Alfi B-1132. (mana ucapan
selamatnya? :D)
Sore itu, sabtu 20 juni 2015, sekitar
pukul 15.00 rombongan pertama tiba di parangdog : mas gondes, mbak tipin,
tumimin, dan brigudel. Satu jam kemudian tiba rombongan penyusul : henhon, mas
nopel, mas coy, dan ehm.. mbak wahyu. Pemanjatan sport dimulai sore itu juga
dibuka oleh mas gondes yang memasang runner pengaman. Kemudian satu persatu
dari kami mulai memanjat. Bukan hanya sekedar merayap naik sampai top, yang
kata orang keren-kerenan melawan gravitasi, tetapi kami banyak belajar hari itu
dari mulai memasang runner pengaman, ngelit, sampai cleaning. Meskipun lelah,
lapar, haus, tenggorokan terasa kering kerontang, tapi tebing ini tetap kami
nikmati.
maem sek cah ndak edan |
Pemanjatan berakhir setelah sayup
adzan maghrib terdengar. Menu buka puasa yang sudah selesai dimasak siap
disantap. Terasa berbeda rasanya di tenggorokan kami, air putih saja seperti
fanta. Hehe. Kalian tahu, menu buka puasa kali ini sangat spesial, se-spesial
pemanjatan kali ini. Mulai dari nasi putih, sayur lodeh, sambel teri, ayam
goreng, dan pisang susu dihidangkan. Ditambah dengan es buah segar yang dibawa
oleh ginanjar yang baru datang, sungguh
nikmat buka puasa mana lagi yang kau dustakan? J senja itu kami berbuka puasa bersama
di depan tebing menjulang di hangatnya malam ramadhan. Enyakenyakenyakenyaak :D
lampu kota dari landasan |
Setelah puas, kami kembali ke lokasi
pemanjatan lalu membuat api unggun. Malam semakin larut dan kantuk mulai
menyerang, kami menempatkan diri pada hamuk-hamuk yang menggantung di dinding
tebing. Tetapi kami masih saja belum dibiarkan memejamkan mata. Mas nopel dan
mas coy yang sedari tadi memainkan gitar mengajak kami bernyanyi dan bermain
tebak lagu, hingga setelah malam benar-benar larut kami dibiarkan terlelap.
Ncekembreng! :/
percobaan pertama rope jump |
Pukul 03.00 dini hari kami bangun dan
menyiapkan menu sahur. Nasi putih, omelet, tempe penyet dan mie goreng menjadi
santapan enak sahur kami kali itu. Setelah itu kami tidur lagi sebentar kemudian
bangun untuk memanjat lagi. Tali dan harnest menjadi teman kami lagi. Pukul
10.00 kami menyudahi pemanjatan dan langsung packing, siap melakukan kegiatan
selanjutnya. Inilah yang kami rencanakan setelah pemanjatan sebelum pulang,
bermain ayunan di jembatan kretek yang akhirnya kami sebut rope jump. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang baru pertama kali
kami lakukan di madawirna. Lumayan menguji adrenalin karena harus melompat ke permukaan
sungai dari jembatan setinggi 15 meter. Kami semua mencoba mulai dari mas
nopel, mas gondes, brigita, henhon, alfi, mbak tipin, ginanjar, lalu mas nopel
lagi kemudian terakhir mas coy. Terkadang memang kita takut pada hal yang
sebenarnya tidak apa-apa, dan lagi-lagi hanya tersisa 2 pilihan : takut atau
berani. Ini asyik, hey, kalian harus nyoba, kawan! J
cie...cieeeeeeee bahagia |
aboteee cah iki... |
ssssssttttttt...curi2 foto kamar |
asem malah wis do turu |
bintang2 |
duh rodo wedi kie jane |
aku yo wedi bang!!! padakke |
aku sih ra wedi wis sering dijak ngayun pak de tarzan |
opo mneh iki sing nyantol jaaaaaaan... |
duh abote awakku saiki padahal mbiyen gur 25kg |
akhire tekan nduwur juga |
pemandangan dari jembatan kretek |
Oleh : Heni Fitrianingsih, B-1131
Senin, 29 Juni 2015
Ramadhan 2015 Di Mapala Uny Madawirna
By madawirna Senin, Juni 29, 2015
Bulan Ramadhan yang jatuh di bulan Juni-Juli 2015 ini penuh berkah dan manfaat bagi kami warga Madawirna. Karena pada Ramadhan kali ini tidak menghambat kami dalam beribadah dan berkegiatan. Kegiatan yang sudah menjadi tradisi di saat ramadhan di tempat kami adalah Buka bersama setiap Sore hari. Buka bersama di tempat kami selalu seru dan bermakna, terutama bagi warga yang rumahnya jauh atau ngekost. Dengan datang ke sekretariat pasti bisa makan bersama saat buka puasa. Makanan dan minuman biasanya di sediakan atau di sumbang oleh Purna Warga yang jauh2 hari sudah mendaftar untuk memberi takjil. Di sinilah keakraban antara warga dan purna terjalin.
Yang membuat Ramadhan Tahun ini terasa berbeda dan sangat menggairahkan bagi kami adalah karena banyak kegiatan ke lapangan meski di bulan puasa. Terasa agak berat memang ketika saat menahan lapar dan haus tapi kita melakukan aktivitas di lapangan. Dan di situlah tantangan bagi kami, bagaimana kita bisa menyesuaikan kondisi tubuh dengan kegitan yang kami lakukan. Dari latihan bersama Fun Climbing, Rope Swing/rope Jump, Camping Ceria, sampai pendakian ke Merapi. Ternyata bisa kami lakukan dengan baik dan aman.
Beberapa kegiatan yang kami lakukan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Buka Bersama di sekretariat
2. Pendakian ke Merapi Via Balerante.
Pendakian ini dilakukan pada tanggal 19-21 Juni 2015
Peserta : 8 Orang
Emak, Cuin, Vita, Beluk Junior , Son, Kewer, Deky (Beluk Senior ), Bawel ( Mapala Unila )
3. Latihan panjat tebing dan Rope Swing di Parangndog dan Jembatan Kretek Bantul
tgl 20-21 Juni 2015
peserta : 8 orang
Nopel, Choy, Gondes, Tipin, HenHon, Tumimin, Perkedel, Genjer
4. Night Rafting di Sungai Elo Magelang.
tgl : 27-28 Juni 2015
peserta : 7 orang
Deki ( Beluk Senior ), Aming, Nanut, Ncek, Jomblo, Genjer, Perkedel
5. Camping Ramadhan di Gunung Ungaran.
Tgl 28-Juli 2015
Peserta : 10
Son, Kewer, Beluk Junior, Cuin, Vita, Item, Zitro, Deki ( Beluk senior ), Bawel (Mapala Unila )
6. Buka Bersama Sekber PPA DIY di Madawirna
Sabtu, 21 Maret 2015
Anak Tangga Gn Sumbing Jalur Butuh Memang Aduhai
( Pendakian Warga Baru 2014, Madawirna, Gn Sumbing Via Butuh Kaliangkrik )
Sumbing dengan dengan ketinggian 3.371 mdpl, itu yang
kami piih untuk perjalan kali ini. Dan jalur yang kami pakai adalah mbutuh,
kaliangkrik. Memang jalur ini sudah familiar dengan beberapa kegiatan MAPALA
UNY MADAWIRNA sebelumnya. Jumat, 13 Maret 2015, kami, rombongan dari MAPALA UNY
MADAWIRNA berjumlah sembilan orang yang beranggotakan Mas Coy, Mas Ismu, Alfi,
Son, Heni, Ginanjar, Brigita, Fajri, dan Sevi berangkat untuk melakukan
pendakian gunung Sumbing via Butuh Kaliangkrik.
Tepatnya pukul 16.00 WIB, kami berangkat dari sekretariat dengan sepeda motor berbonceng-boncengan.
Kurang lebih dua jam perjalanan yang kami tempuh untuk sampai ke tempat
kediaman Mas Maman, salah satu purnawarga (sebutan untuk alumni Madawirna), yang rumahnya terletak di Kaliangkrik. Sambutan yang ala
kadarnya tapi sangat sarat akan kekeluargaan dari keluarga mas maman. Teh
hangat, kopi panas serta makanan tradisional kami lahap tak lupa makan malam
juga. Setelah sholat isya atau tepatnya
pukul 20.15 WIB kami berangkat menuju basecamp rumah kepala dusun dan bertambah
anggota mas maman yang akhirnya memutuskan untuk ikut pendakian, sehingga
personil kita menjadi sepuluh orang.
Sesampai di basecamp kami beristirahat sebentar,
sambil beramah tamah dengan kepala dusun, pak Lilik. Banyak
percakapan yang bicarakan, karna memang dulu MAPALA UNY MADAWIRNA selalu dan
sering berkegiatan di sumbing lewat jalur Kaliangkrik
untuk prosesi pemantapan 4 dalam proses Penerimaan Warga Baru. Setelah dirasa
cukup baru kita melakukan pemanasan dilanjut dengan berdoa bersama, kemudian mulai
mendaki pukul 22.00 WIB. Pendakian sampai camp 2 melewati tangga tanah yang
sangat panjang dan melelahkan jiwa raga kami. Sekitar 2 jam lebih kami berjuang
sekuat tenaga melewati tangga tanah itu menuju camp 2. Tapi rasa lelah kami
sedikit terobati dengan adanya pemandangan cantik dari atas. Bagaikan bukit
bintang versi lain, meeen.
Hawa dingin mulai menusuk tulang, di camp 2 kami langsung memasak air dan mendirikan tenda dome untuk bermalam. Kopi dan cemilan serta obrolan
hangat menjadi pengantar tidur kami untuk menyambut hari esok dan melanjutkan
perjalanan. Cuaca kurang bersahabat, kami terlelap diiringi hujan yang cukup
deras.
![]() |
Suasana pagi hari di Camp 2 |
Pukul 05.00 WIB, waktu yang dijadwalkan untuk bangun, PJ
bangun, Alfi, mulai membangunkan teman-teman lain. Hujan masih turun, membuat udara
semakin dingin dan kami enggan untuk berpisah dengan sleeping bag. Sekitar
pukul 06.00 WIB, semua personil baru berhasil bangun dan beraktifitas. Setelah sarapan, dengan semangat yang membara, kami melanjutkan pendakian menuju puncak. Jalan yang kami lalui cukup terjal dan hanya cukup dilewati 1 orang, bertepi jurang. Tapi, lagi-lagi kami disuguhi pemandangan yang luar biasa tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Petchyaaah meen....!!
![]() |
Pemandangan di atas Camp 2 |
Sekitar satu jam berjalan, kabut mulai menyelimuti.
Walau begitu, semangat kami untuk menggapai puncak tidak surut. Kami terus
mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah. Setelah hampir perjalanan
1 jam kami sampai di camp 3 dan beristirahat, tidak lupa selfie. Setelah dirasa
cukup kami berjalan lagi, dan 1 jam kemudian sampai di sungai terakhir. Jadi,
total sungai yang kita lewati ada 9 sungai. Disini kami beristirahat lagi
karena banyak batu besar yang nyaman untuk melepas lelah.
![]() |
Istirahat melepas lelah di Sungai Terakhir |
Hujan rintik-rintik mulai turun, kami terus berjalan, akhirnya
sampai juga kami di camp 4 atau lebih kerap disebut Pohon Tunggal, karena memang
cuman ada satu pohon yang berdiri disitu. dan sampai pada puncak Kaliangkrik.
Kami tidak berlama-lama karena udara sangat dingin. Hari semakin sore, hujan
bertambah deras, kabut masih saja menyelimuti. Selanjutnya kami turun ke
sabana, naik ke kawah, lalu turun ke pasir putih. Di pasir putih kami jadikan
tempat untuk nge-camp. Hujan turun sangat deras. Dengan berbalut raincoat kami
mendirikan tenda dome dengan tubuh menggigil
kedinginan. Setelah dome berdiri kami membuat minuman hangat, bercengkrama
sebentar. Pukul 17.00 WIB kami tidur part 1. Malamnya kami bangun pukul 19.30
untuk memasak makanan. Menu yang kami pilih waktu itu adalah ayam goreng, tempe
goreng serta lotek. Walaupun sangat enggan rasanya keluar dome di udara
sedingin itu, kami harus beraktifitas dan makan agar tubuh lebih hangat.
Setelah semua selesai, makan dan beres-beres, kami tidur part 2, berdo’a supaya
esok cerah dan bisa sampai puncak sejati mengejar sunrise esok harinya.
![]() |
Milkyway di kawah pasir |
Pagi itu cuaca terlihat cerah, kami bangun pukul 04.30
WIB, dan bersiap untuk mendaki puncak sejati gunung Sumbing. Karena persiapan
terlalu lama, kami baru bisa mulai pendakian pukul 06.00 WIB, dan sampai puncak
pukul 06.20 WIB. Ada 8 orang yang ke puncak, yaitu mas Ismu, Son, Heni, Alfi, Ginanjar,Lili, Sevi, dan Fajri, sedangkan mas Coy dan mas Maman menunggu dome serta memasak. Puncak saat itu berkabut, tapi kami tetap
bersyukur atas karunia Tuhan atas keindahan alamnya. Tak lupa kami berfoto
bersama dengan banner 40th MAPALA UNY MADAWIRNA. Kabut tak kunjung memberi
kesempatan pada matahari untuk sekedar mengintip dan menyemburatkan sinarnya.
Kami turun setelah puas berfoto dan menikmati dinginnya puncak Sumbing.
![]() |
Puncak Sejati Gn Sumbing |
Di bawah, kami sudah disambut kopi dan susu hangat
buatan mas Coy. Kami melepas lelah sejenak, kemudian dilanjut
memasak untuk memberi asupan gizi yang cukup, tentunya bukan sekedar buat mie
dong. Menu pagi itu telur rebus dengan sayur yang dicampur sosis Setelah siap
kami melahap sarapan dan melanjutkan perjalanan menuruni gunung. Sebelum
menuruni gunung, kami melakukan seremoni tradisi syukur ala Madawirna. Yaitu dengan membentuk lingkaran dengan tangan saling
berpegangan satu dengan yang lain sambil menyanyikan lagu Syukur dan di akhiri
dengan Doa bersama yang di pimpin oleh yang palig tua biasanya. Seremoni ini
kami lakukan bukan hanya untuk meneruskan tradisi semata, tetapi memang untuk
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yang Maha Kuasa atas
limpahan karunianya sehingga perjalanan kami ini bisa sampai Puncak dengan Selamat.
Doa kami panjatkan agar selalu di berikan kelancaran da keselamatan agar sampai
di rumah dengan tidak kurang suatu apapun agar kami bisa kembali untuk
menjelajahi keagungan Alam Ciptaan-Nya.
![]() |
Seremoni tradisi Syukur Madawirna |
Pukul 09.00 setelah melakukan
pemanasan, kami mulai berjalan. Kami sempat berhenti di kawah, sabana, puncak Kaliangkrik, sungai terakhir, untuk berfoto dan beristirahat. Hujan gerimis
mulai turun, kami terus berjalan menghiraukan rasa lelah kami. Di camp 2 kami
beristirahat dulu untuk memasak mie
sekedar untuk mengganjal perut dan untuk mengumpulkan tenaga sebelum menuruni tangga-tangga yang menurut kami sangatlah horor. Kenapa kami menyebut horror bukan karena ada Mystiknya tetapi karena
jumlah anak tangganya yang jumlahnya aduhai untuk di lalui. Bagi yang sering
mendaki gunung, anak Tangga di jalur pendakian adalah momok yang bisa membuat
dengkul sudah lemes duluan, apalagi pas melewatinya. Bagaikan test kekuatan
persendian kita. Apalagi yang sudah Tuaa.. kayak Mas Coy dan Mas Maman…selamat
menikmati tangganya Mas…hahahaha.
Tantangan terakhir akhirnya kami lalui, kurang lebih
1,5 jam kami berhasil sampai basecamp dengan selamat,
tetapi kondisi kaki tremor ( bergetar sendiri ) serasa
malayang-layang setelah melewati anak tangga yang
berjumlah ± 2600. Tak berselang lama setelah semua bersiap, kami berpamitan
pada kepala dusun pak Lilik dan mengendarai motor pulang ke Jogja. Sebelum
pulang kami mengantar mas maman ke rumah, dan disana disuguhi teh anget sepaket
dengan makan sore.
Alhamdulillah, rasa lelah kami terbayar dengan betapa
nikmatnya lukisan Tuhan YME. Alam adalah sarana terbaik untuk kembali mengingat
betapa kita terlampau kecil di antara kebesaran Tuhan. Terimakasih Tuhan,
Engkau masih memberi kami kesempatan untuk menjelajah dengan mesra keagungan
alam ciptaan-Mu.
![]() |
Selasa, 10 Maret 2015
Pengarungan Sungai Progo Via Kandangan
Selasa, 10 maret 2015 tepat pukul
06.30 aku mulai tersadar dari lelapnya mimpi. Yosi, salah satu warga muda
MADAWIRNA membangunkan saya karena hari itu kami punya jadwal untuk melakukan
kegiatan pengarungan di sungai progo. Dengan mata yang masih sayu dan badan
rasanya masih ingin terkapar diatas kasur saya harus tetap bangun karena
ternyata teman – teman yang lain sudah menunggu.
Kami berencana melakukan
pengarungan dengan satu perahu yang berisikan warga MADAWIRNA, satu perahu
berisikan pegawai consina, dan satu perahu lagi diisi oleh anggota FAJY. Peserta
pengarungan yang merupakan warga MADAWIRNA berjumlah 6 orang yaitu yosi, vika,
choy, nanut, Deky, dan saya sendiri. Awalnya ada satu lagi warga MADAWIRNA yang
berencana untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu yaitu febri, tapi karena
suatu kendala yang tidak bisa dihindari akhirnya febri tidak jadi ikut. Karena kendala
yang dialami saudari febri tersebut kami juga terpaksa untuk mengundur waktu
keberangkatan yang semula direncanakan berangkat pukul 07.00 akhirnya kami
berangkat dari sekretariat pada pukul 08.00.
Perjalanan dari sekreteriat
menuju basecamp tempat kami berkumpul dengan teman-teman yang lain memakan
waktu kira-kira 60 menit. Setelah sampai di basecamp, tepatnya di Kaling Kalih
salah satu operator rafting di magelang, kami langsung menyiapkan alat yang
akan digunakan saat pengarungan dan setelah semuanya siap pada pukul 09.30 kami
melanjutkan perjalanan menuju start dengan menggunakan transport lokal yang
sudah disiapkan sebelumnya. Perjalanan dari basecamp menuju start yang
berlokasi di desa kandangan kab temanggung kira-kira ditempuh dengan waktu satu
setengah jam. Setelah sampai di lokasi start untuk pengarungan kami segera
melakukan persiapan sebelum pengarungan seperti memompa perahu, pemanasan,
seting alat dan tidak lupa berdoa.
Tepat pada pukul 11.15 kami (peserta
pengarungan) mulai melakukan pengarungan, kondisi cuaca saat itu cukup
bersahabat karena matahari tidak terlalu terik tetapi juga tidak hujan. Sedangkan
kondisi air relatif sedang tidak terlalu besar ataupun kecil. Jeram demi jeram
kami lewati suara gemericik air yang menetes dari tebing-tebing ditepi sungai
menambah semangat kami untuk melanjutkan pengarungan, sempat sekilas terpikir
dalam benak saya “air sebanyak ini dari
mana? Kenapa tidak berhenti mengalir?”, beberapa saat setelah itu saya
menyadari ini tidak lain karena kekuasaan Tuhan YME.
Ada tiga hal yang baru untuk saya dan sedikit memacu keluarnya hormon adrenalin dalam tubuh ini yang pertama morfologi sungai yang berlika-liku karena memang termasuk sungai bagian hulu sehingga peserta pengarungan harus membolak-balikan perahu kekanan dan kekiri untuk menghindari banyaknya bebatuan yang berada di tengah-tengah sungai. Hal kedua, ketika pengarungan hampir sampai setengah perjalanan, kami bercanda dengan salah satu peserta pengarungan dari perahu consina yaitu Sholahuddin atau biasa dipanggil Olla sampai dia terjatuh dari perahu dan akhirnya harus melakukan renang jeram, sebenarnya jeram yang dilewati Olla tanpa perahu ini tergolong biasa dan tidak terlalu berbahaya tetapi karena Olla belum terbiasa dan bisa dikatakan baru melakukan hal serupa jadi dia tidak tahu cara atau teknik melakukan renang jeram sehingga alhasil lutut Olla mengalami sedikit memar karena benturan dengan batu. Sedangkan hal ketiga yang membuat jantung ini berdegup kencang yaitu saat pengarungan sampai di bendungan setinggi kira-kira 3 meter, awalnya kami ragu untuk menerabas bendungan dengan awak perahu tetap berada diatasnya dan berencana untuk melakukan lining (melewati daerah sungai dengan berjalan di darat) tetapi setelah kami melihat perahu consina yang dioperatori oleh mas azis dan pak ayub melewati bendungan dengan lancar kami jadi penasaran untuk melakukan hal serupa dan akhirnya kami menguatkan tekad untuk melakukannya, alhasil ternyata kami bisa melakukannya dengan lancar dan rasanya sangat mengasikkan sekali sampai ada salah satu peserta pengarungan ingin melakukannya lagi.
Selain ketiga hal diatas
pengarungan berjalan lancar seperti biasanya, ada istirahat makan snack
ditengah pengarungan, morfologi sungai yang kami arungipun setelah itu termasuk
biasa saja. Akhirnya kami sampai di finish jam 15.30, sesampainya di finish
kami langsung membawa semua peralatan yang dipakai dalam pengarungan ketepi
jalan dan menghubungi transport lokal yang diawal tadi mengantarkan kami ke
start pengarungan. Tak lama setelah itu kami dijemput dengan sebuah mobil dan
segera kami menata semua peralatan diatas dan didalam mobil, setelah itu kami
kembali ke basecamp dan langsung bersih-bersih diri. Setelah bersih-bersih diri
kami menyempatkan untuk bertemu dengan purna warga MADAWIRNA yang kebetulan
sedang ada pekerjaan di dekat basecamp yang kami gunakan, secara kebetulan pula
purna warga yang kami temui (Mas Amri, Mas Maman, Mas Yoyok dan Mba Lelly) sedang
merasa lapar sama dengan kami yang baru selesai melakukan pengarungan. Akhirnya
kami diajak makan bersama dan setelah makan selesai baru kami melakukan
perjalanan pulang ke sekretariat MADAWIRNA, kami sampai di sekeretariat sekitar
pukul 20.00 dan langsung mengkondisikan alat yang baru kami pakai untuk
kegiatan.
Sekian cerita pengarungan kami
untuk mengisi waktu luang ditengah kesibukan sehari-hari, terimakasih dan
tunggu cerita-cerita kami selanjutnya bersama MADAWIRNA, MAJU TERUS PANTANG
MUNDUR...
Video pengarungan Sungai Progo via Kandangan bisa di lihat di bawah ini :
Ditulis Oleh : Naufal B - 1091