Selasa, 30 Juni 2015

Ramadhan Fun Climbing On Parangdog


Rasa-rasanya tebing parangdog menjadi milik kami, ketika tepatnya puasa hari ketiga lalu kami ‘pertama kali’ berkegiatan disana, karena tidak ada kelompok pemanjat lain. Kami sebut ‘pertama kali’ karena itu adalah kali pertama kami, warga muda paling baru, yang memilih menggeluti divisi ini melakukan kegiatan pemanjatan pertama.  Warga muda baru divisi panjat tebing itu ada 3 manusia yaitu Brigita B-1128, Heni B-1131 dan Alfi B-1132. (mana ucapan selamatnya? :D)
Sore itu, sabtu 20 juni 2015, sekitar pukul 15.00 rombongan pertama tiba di parangdog : mas gondes, mbak tipin, tumimin, dan brigudel. Satu jam kemudian tiba rombongan penyusul : henhon, mas nopel, mas coy, dan ehm.. mbak wahyu. Pemanjatan sport dimulai sore itu juga dibuka oleh mas gondes yang memasang runner pengaman. Kemudian satu persatu dari kami mulai memanjat. Bukan hanya sekedar merayap naik sampai top, yang kata orang keren-kerenan melawan gravitasi, tetapi kami banyak belajar hari itu dari mulai memasang runner pengaman, ngelit, sampai cleaning. Meskipun lelah, lapar, haus, tenggorokan terasa kering kerontang, tapi tebing ini tetap kami nikmati.
maem sek cah ndak edan
Pemanjatan berakhir setelah sayup adzan maghrib terdengar. Menu buka puasa yang sudah selesai dimasak siap disantap. Terasa berbeda rasanya di tenggorokan kami, air putih saja seperti fanta. Hehe. Kalian tahu, menu buka puasa kali ini sangat spesial, se-spesial pemanjatan kali ini. Mulai dari nasi putih, sayur lodeh, sambel teri, ayam goreng, dan pisang susu dihidangkan. Ditambah dengan es buah segar yang dibawa oleh ginanjar yang baru datang, sungguh nikmat buka puasa mana lagi yang kau dustakan? J senja itu kami berbuka puasa bersama di depan tebing menjulang di hangatnya malam ramadhan. Enyakenyakenyakenyaak :D
lampu kota dari landasan
            Kami tidak rela membiarkan malam yang penuh bintang-gemintang itu berlalu begitu saja. Brigudel (brigita), tumimin (alfi), genjer (ginanjar), mas gondes (mas fregi) ditambah aku (heni), atau kami berlima menyambangi landasan paralayang yang ditempuh dalam waktu 10 menit berjalan kaki dari tempat kami, untuk sekedar say hello pada pantai, laut, pasir dan langit parangtritis yang syahdu. Langit parangtritis malam itu bersih dari awan hingga manisnya bulan sabit yang dihiasi jutaan rasi bintang terlihat lebih jelas dan berhasil kami nikmati tanpa penghalang. Subhanallah, seperti apa indahnya yang menciptakan dunia seindah ini?


Setelah puas, kami kembali ke lokasi pemanjatan lalu membuat api unggun. Malam semakin larut dan kantuk mulai menyerang, kami menempatkan diri pada hamuk-hamuk yang menggantung di dinding tebing. Tetapi kami masih saja belum dibiarkan memejamkan mata. Mas nopel dan mas coy yang sedari tadi memainkan gitar mengajak kami bernyanyi dan bermain tebak lagu, hingga setelah malam benar-benar larut kami dibiarkan terlelap. Ncekembreng! :/
percobaan pertama rope jump
Pukul 03.00 dini hari kami bangun dan menyiapkan menu sahur. Nasi putih, omelet, tempe penyet dan mie goreng menjadi santapan enak sahur kami kali itu. Setelah itu kami tidur lagi sebentar kemudian bangun untuk memanjat lagi. Tali dan harnest menjadi teman kami lagi. Pukul 10.00 kami menyudahi pemanjatan dan langsung packing, siap melakukan kegiatan selanjutnya. Inilah yang kami rencanakan setelah pemanjatan sebelum pulang, bermain ayunan di jembatan kretek yang akhirnya kami sebut rope jump. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang baru pertama kali kami lakukan di madawirna. Lumayan menguji adrenalin karena harus melompat ke permukaan sungai dari jembatan setinggi 15 meter. Kami semua mencoba mulai dari mas nopel, mas gondes, brigita, henhon, alfi, mbak tipin, ginanjar, lalu mas nopel lagi kemudian terakhir mas coy. Terkadang memang kita takut pada hal yang sebenarnya tidak apa-apa, dan lagi-lagi hanya tersisa 2 pilihan : takut atau berani. Ini asyik, hey, kalian harus nyoba, kawan! J



cie...cieeeeeeee bahagia

aboteee cah iki...

ssssssttttttt...curi2 foto kamar

asem malah wis do turu
bintang2

duh rodo wedi kie jane

aku yo wedi bang!!! padakke

aku sih ra wedi wis sering dijak ngayun pak de tarzan

opo mneh iki sing nyantol jaaaaaaan...

duh abote awakku saiki padahal mbiyen gur 25kg

akhire tekan nduwur juga

pemandangan dari jembatan kretek







Oleh : Heni Fitrianingsih, B-1131